Program Petani Milenial Tidak Masuk RPJMD

Setelah dipotong biaya pro­duksi, keuntungan bersih Rp 80.000 per hari atau Rp 2,4 juta per bulan. “Itu dari 1.000 ekor, kalau dua kali lipatnya tentu keuntungan bertambah,” katanya.

Jafar menyebutkan, dari pengalaman, petani burung puyuh dapat balik modal (break event point) pada bu­lan kesembilan. ”Petani mi­lenial ini peluang di masa pandemi, pertanian sangat dibutuhkan dalam situasi apapun karena urusan makan tidak bisa ditunda- tunda,” tutur Jafar.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Ta­naman Pangan dan Hortikul­tura Provinsi Jabar Ajat Sud­rajat menuturkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menargetkan 5.000 petani milenial dapat terjaring pada pilot project ini.

”Salah satu persyaratan (tek­nis) adalah dia harus punya pengalaman dengan perta­nian minimal empat bulan. Karena ini kaitanya dengan kredit, risikonya akan tinggi jika modal disalurkan ke orang yang belum pernah mengenal pertanian sama sekali,” ujar­nya.

Menurut Ajat, pihaknya un­tuk tahap pertama ini akan mengarahkan petani mile­nial ini untuk membudiday­akan jagung, Ubi Jepang. Ja­gung dan Ubi Jepang dipilih sebagai komoditas andalan karena memiliki nilai ekono­mis tinggi.

Di tempat berbeda, Sekre­taris Komisi II DPRD Jabar Yunandar R Eka Perwira me­nilai program petani mile­nial Gubernur Ridwan Kamil, hanya gimik, biar kelihatan keren tetapi konsepnya tidak jelas. Yang ada petani juara, itupun konsepnya, belum jelas dan matang. Plot ang­garannya juga minim.

Program Petani Milenial disampaikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat peresmian Smart Green Hous PT Argo Jabar di Kecamatan Wana­raja, Kabupaten Garut bebe­rapa hari lalu.

Menurut Yunandar, program petani milenial sebagaimana yang disampaikan Gubernur Jabar tidak ada dalam Ran­cangan Pembangunan Jang­ka Menengah Daerah (RPJMD) Jabar 2018-2023. Yang ada hanya Program Petani Juara.

”Kami (Komisi II DPRD Ja­bar), dalam rapat dengan dinas terkait, mempertanya­kan apakah sudah memiliki konsep yang jelas dan matang untuk merealisasikan program petani juara, ditambah lagi program petani milenial. Ter­nyata pihak dinas juga kebing­ungan untuk merealisasikan­nya,” katanya.(mg1/drx)

Tinggalkan Balasan