BUDAPEST – Hungaria kemungkinan akan jadi negara anggota Uni Eropa pertama yang menerima vaksin COVID-19 buatan Gamaleya Institute Rusia, Sputnik V, setelah badan pengawas obat-obatan setempat diyakini telah memberi izin pakai darurat untuk vaksin tersebut, Rabu (20/1).
Informasi itu dikutip dari laman media setempat, Index.hu, dilansir dari antaranews.com.
Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, yang akan mengunjungi Moskow minggu ini, mengatakan pemerintah telah menerima draf kontrak pembelian vaksin dari badan pengelola dana investasi Rusia (RDIF). Namun, ia tidak lanjut mengonfirmasi isi berita yang diterbikan oleh Index.hu.
Szijjarto melalui pernyataan tertulisnya mengatakan jika badan pengawas obat-obatan Hungaria mengeluarkan izin pakai darurat untuk vaksin buatan Rusia itu maka kontrak pembelian akan segera ditandatangani. “Hungaria akan menerima vaksin yang aman dalam jumlah besar,” kata dia
Index.hu, yang mengutip narasumber anonim, mengatakan badan pengawas obat-obatan di Hungaria atau Institut Farmasi dan Nutrisi Nasional telah mengeluarkan izin untuk Sputnik V setelah mempelajari temuan sementara pada uji klinis III.
Beberapa ahli dari Hungaria juga telah berada di Moskow selama beberapa hari.
Sementara itu, laman media Origo.hu, menerbitkan laporan yang mengatakan Institut Farmasi dan Nutrisi Nasional juga telah memberi izin pakai vaksin buatan AstraZeneca bersama Oxford University.
Namun, lembaga itu tidak dapat dihubungi untuk diminta keterangan lebih lanjut.
Juru bicara Pemerintah Hungaria juga tidak dapat dihubungi.
Beberapa ahli sempat menyampaikan kekhawatiran karena Moskow terlampau cepat memberi izin pakai untuk vaksin Sputnik V. Pemerintah Rusia telah mengeluarkan izin pakai dan memulai vaksinasi untuk warganya sebelum uji klinis tahap akhir Sputnik V rampung.
Uji klinis tahap III merupakan tahapan akhir pengembangan vaksin yang memeriksa aspek keamanan dan keampuhannya.
Namun, Moskow mengumumkan Sputnik V 92 persen efektif mencegah COVID-19 jika merujuk pada temuan sementara uji klinis III. Otoritas setempat sampai saat ini belum mengeluarkan laporan lengkap mengenai uji klinis vaksin.
Rusia pada Rabu mendaftarkan Sputnik V ke otoritas kesehatan Uni Eropa agar vaksin itu dapat dieveluasi oleh Badan Obat-Obatan Eropa (EMA) bulan depan.