Kepala Daerah Diminta Awasi Zona Bencana

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menginstruksikan seluruh kepala daerah untuk mengkaji dan menganalisa zona bencana di setiap daerah.

Menurutnya, analisa tersebut menjadi bahan dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam yang menyebabkan banyak kematian. Seperti di Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang.

“Kita sudah tugaskan semua kepala daerah untuk menganalisa zona-zona rawan longsor dengan konsep memindahkan ke zona aman,” kata Emil sapaan akrabnya, Senin (18/1).

Tak hanya itu, tujuan menganalisa zona rawan longsor tersebut sebagai tolak ukur untuk menjauhkan pemukiman warga dengan zona tersebut dengan cara merelokasi.

Menurutnya, untuk merelokasi kawasan pemukiman memang agak susah. Sebab banyak masyarakatpun yang menolak untuk direlokasi pemukimannya.

“Kita tahu ini tidak mudah. Contohnya di Sumedang. Sudah tahu rawan longsor tapi menolak untuk di relokasi. Jadi bagaimana mengedukasi masyarakat agar hidup mengurangi risiko yang besar di sisi bencana,” katanya.

Tak hanya itu, ia pun memaparkan penanganan dan pembangunan infrastruktur lingkungan di Jabar. Dia mengatakan, dengan jumlah penduduk nyaris 50 juta, Jabar dituntut untuk terus berinovasi dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA). Mulai dari air, tanah, sampai bahan bakar.

“Semua permasalahan lingkungan ini dimulai dari adanya tekanan atau over populations yang menyebabkan semua berebut sumber daya lingkungan,” kata Emil.

“Sehari-hari saya tentu membuat kebijakan-kebijakan bagaimana penggunaan sumber daya tidak merusak lingkungan,” imbuhnya.

Selain itu, kata Emil, perubahan iklim yang menjadi isu global berdampak pada kondisi lingkungan di Jabar. Perubahan iklim ini dapat meningkatkan potensi terjadinya bencana.

“Kami punya permasalahan bencana alam di Jabar bagian selatan, potensi tsunami semakin banyak, cuaca ekstrim juga sering melanda,” ucapnya.

Menurut Emil, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar menyiapkan cetak biru Jabar sebagai provinsi berbudaya tangguh bencana (resilience culture province).

Dijelaskannya, Budaya Tangguh Bencana Jabar ini akan ditanamkan kepada seluruh warga melalui pendidikan sekolah sejak dini hingga pelatihan.

“Jadi ini adalah sebuah budaya seperti di Jepang. Bagaimana kami harus siap menghadapi kebencanaan lingkungan melalui pendekatan multidimensi, termasuk pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan