Surat Untukmu Guru Pahlawan Pembangun Peradaban Bangsa

HAMPIR menjelang satu tahun pandemi Covid 19 ini melanda kita, memaksa kita untuk pasrah menjalani kegiatan “sekolah di rumah”, meski harus didera rindu, berebut hp, beban kuota internet yang membengkak, hingga waktu kerja yang tak terbatas.

Virus korona benar-benar telah membuat segalanya berubah. Sungguh berat menerima kenyataan ini, namun mari kita terima pandemi ini sebagai “Kehendak Allah”, sebagaimana  firmanNya  “. dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz)”. (QS Al An’aam 59). Insha Allah dengan izin Allah SWT, pada waktunya pandemi ini akan berakhir, Aamiin Yaa Rabb.

Wahai Para Guru Pahlawan Pembangun Peradaban Bangsa Yang dimuliakan Allah SWT.

Ketika kita menerima pandemi Covid 19 ini sebagai takdir, kita diwajibkan berikhtiar mencari takdir yang lainnya dan ketika pandemi Covid-19 ini menghendaki kita untuk disiplin terhadap protokol kesehatan maka memindahkan belajar dari sekolah ke rumah atau  “sekolah di rumah” adalah salahsatu bentuk dari mencari takdir yang lainnya, itu agar kita terhindar dari ancaman Covid-19 ini.

Namun pada kenyataannya, dalam banyak kasus, “sekolah di rumah” menjadi membosankan. Yang menjadi sebab adalah fakta ketika kita terjebak pada keterbatasan kemampuan untuk mengembangkan didaktik-metodik yang sesuai dengan situasi pandemi dan dapat diterima oleh para siswa, disisi lain situasi dan kondisi siswa yang cepat jenuh dan lingkungan yang tidak mendukung suasana pembelajaran telah menjadi alasan utama tidak efektifnya pembelajaran jarak jauh (pjj) ini.

Tidak ada yang harus disalahkan karena kita tidak disiapkan untuk menghadapi pandemi yang datangnya begitu tiba-tiba itu.

Sejauh ini belum ada alternatif didaktik-metodik yang secara masif mampu menyuguhkan kondisi pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) disituasi pandemi, sebuah tantangan bagi kita untuk menggeser zona pikir konvergen ke zona pikir divergen untuk menjadi seorang “MacGyverism”.

Sementara pandemi Covid-19 ini tidak tahu kapan akan berakhir. Oleh karena itu mari kita jadikan situasi dan kondisi ini untuk meningkatkan tafakur kita di rumah masing-masing sebagai pengisi agenda “sekolah di rumah” sekaligus meningkatkan ibadah kita kepada sang Khaliq.  Salahsatunya mari kita renungkan kembali tentang tujuan belajar,  sebagaimana dipesankan Imam Al Ghazali:

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan