Surat Untukmu Guru Pahlawan Pembangun Peradaban Bangsa

Wahai anak! (asumsikan untuk kita  para pendidik dan tenaga kependidikan). Malam-malam telah engkau lalui dengan belajar dan membaca buku-buku. Engkau tidak tidur selama itu. Saya tidak tahu, apa tujuanmu.

Jika tujuanmu hanya untuk kesenangan duniawi, maka celakalah kau. Jika tujuanmu untuk menghidupkan syariat Nabi SAW, mendidik akhlak dan mematahkan nafsu yang condong kepada kejahatan, maka sungguh bahagialah engkau.

Bagi kita, pesan ini menjadi sangat berarti untuk introspeksi diri dan recovery kemampuan profesional kita selama ini. Sudahkah kita menjadi sosok seorang guru (pendidik) yang memenuhi kriteria sebagai seorang alim yang berpaling dari cinta duniawi dan cinta kedudukan; yang telah mengikuti seseorang yang bijaksana, dan keteladanannya berurutan hingga dengan Rasulullah SAW.

Ia pandai melatih nafsunya dengan sedikit makan, bicara, dan tidur. Ia banyak shalat, shadaqoh, dan puasa. Perilakunyapun baik. Ia sabar, syukur, tawakal, yakin, qanaah, tenang jiwanya, tinggi rasa malunya, kesetiaan, kewibaan, ketentraman, tidak terburu-buru dan sebagainya.

Memang berat untuk memenuhi syarat tersebut, tapi bukan berarti tidak bisa, di situasi pandemi Covid-19 ini  peluangnya sangat  terbuka, insha Allah bila “keyeng tangtu pareng” Manjada wa Jadda.

Wahai Para Guru Pahlawan Pembangun Peradaban Bangsa di Seluruh Jawa Barat. Situasi pandemi Covid 19 yang tidak diketahui kapan akan berakhir telah mengajarkan ilmu hikmah kepada kita, kita hanya akan mendapatkan pahala dari kebaikan yang kita tanam, dari kebaikan kita bersilaturahmi kembali dengan keluarga, kebaikan karena lebih menperhatikan lagi lingkungan dan tetangga yang membutuhkan kita, dan terutama karena tafakur kita kepada Allah Swt.

Allah telah berfirman  :”Dan seorang manusia tidaklah memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (Q.S. 53:39). Maka mari kita jadikan situasi Pandemi Covid-19 ini sebagai area peningkatan ibadah kita yang mungkin terabaikan di situasi sebelum adanya pandemi ini.

Tafakur dan berihtiar untuk menghadirkan suasana pembelajaran terbaik dan menyenangkan bagi para siswa di situasi pandemi Covid-19 adalah bagian dari penghambaan kita kepada Allah SWT dan janji Allah adalah pasti untuk membalas semua amal ibadah yang kita lakukan. Selamat berkarya terus, jangan mengeluh dan menangis, la Tahzan Innallaha Ma’ana. Tetap semangat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan