Brand Lokal Ini Angkat Batik Perajin Garut dan Pekalongan Jadi Busana Modern

JAKARTA – Jenama (brand) lokal Nona Rara Batik ingin menjadi perantara antara perajin batik di berbagai daerah dan para pencinta fesyen. Jenama tersebut menyediakan rancangan batik kasual untuk digunakan sehari-hari menggunakan batik cap atau tulis yang diproduksi langsung oleh para perajin batik daerah. Dengan menggunakan materi langsung dari para perajin, Nona Rara Batik berharap dapat membantu mendorong ekonomi serta meningkatkan kreativitas para perajin.

Dilansir dari Antara, Pendiri Nona Rara Batik, Pipiet Tri Noorastuti, mengungkapkan semua diawali dari kenangan masa kecilnya bersama sang nenek yang merupakan perajin batik. Beranjak dewasa, dia bertekad melestarikan budaya batik dan memperkuat kekayaan budaya Indonesia.

“Kami membangun Nona Rara Batik 9 tahun yang lalu pada November 2011 dengan misi untuk meningkatkan produksi pakaian batik,” kata Pipiet dalam keterangan resmi, Jumat, (8/1).

Ia juga menceritakan bahwa tidak banyak baju batik ringan yang bisa digunakan sehari-hari.

“Selain itu karena sulitnya mencari baju batik ringan yang bisa digunakan untuk kegiatan sehari-hari dan kalaupun ada pasti harganya mahal dan desainnya terkesan terlalu tua.”

Pipiet menjelaskan, Nona Rara Batik menghadirkan koleksi modis dan modern dengan konsep rancangan sederhana yang nyaman untuk digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Material batik yang digunakan diproses secara manual oleh perajin di berbagai daerah dan proses produksi dilakukan sumber daya manusia setempat, dikutip dari Antara.

Batik cap Garut dan Pekalongan adalah material batik cap yang digunakannya. Jenama ini menggunakan corak-corak dan pemilihan warna-warna yang cerah untuk memberikan kesan ceria dan segar untuk setiap koleksinya.

Perajin sedang membatik. Nona Rara Batik (HO-Nona Rara Batik)

Dia berharap keberadaan jenama ini bisa turut memberikan edukasi dan menambah informasi tentang kain tradisional Indonesia kepada masyarakat.

“Kami ingin para perajin-perajin kecil di daerah itu terus tumbuh dan berkarya melestarikan batik, jadi kita juga saling bantu satu sama lain untuk terus berkembang tanpa mengancam para perajin kecil di daerah, dan pastinya membantu perekonomian juga,” kata Pipiet.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan