Diduga Adanya Persaingan Usaha Jasa Ekspedisi JNE dituduh Berafiliasi dengan Ormas Tertentu

BANDUNG– Tanda tagar #BoikotJNE mendadak viral di media sosial setelah beberapa tokoh menyampaikan ucapan doa ulang tahun ke-30 JNE November lalu.

Gegara itu, JNE dituduh berafiliasi dengan ormas tertentu hingga dituding telah mendanai organisasi teroris.

JNE menggandeng pengacara Hotman Paris dalam konferensi pers yang mengangkat topik: “Hak jawab JNE atas pemberitaan afiliasi dengan ormas tertentu” yang digelar di Jetski Cafe, Jakarta Utara. Rabu (16/12)

Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Mohammad Feriadi menegaskan, JNE merangkul semua golongan dan tidak memihak pada agama, suku bangsa, ras dan pandangan politik tertentu.

“JNE merangkul semua golongan dan tidak memihak pada agama, suku bangsa, ras, dan pandangan politik tertentu,” tegasnya

Beliau pun membantah mempunyai afiliasi dengan kelompok organisasi kemasyarakatan tertentu.

“Demi Allah bahwa JNE adalah organisasi yang netral. JNE tidak berafiliasi dengan organisasi, kelompok, atau perorangan manapun,” tandasnya.

Feriadi menambahkan bahwa tidak benar ormas tersebut memiliki saham di perusahaan JNE.

Ia memastikan bisnis JNE tidak terganggu dengan adanya kabar tersangkut hukumnya ormas tersebut ke pihak berwajib. Ia menduga ada pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan suhu politik yang memanas saat ini, untuk menjatuhkan JNE dari persaingan usaha jasa ekspedisi.

“Sekali lagi, kami menduga bahwa ini semua dikaitkan dengan adanya persaingan usaha,” ujarnya.

Apalagi, kata Feriadi, isu tersebut muncul mendekati Hari Belanja Online Nasional, 12 Desember 2020, dimana banyak sekali pesanan paket yang meminta diantarkan.

“Pada tanggal tersebut, yaitu 12-12, perusahaan logistik pasti akan menunggu tanggal tersebut,” kata dia.

Namun, Feriadi belum mau menyebut siapa pihak-pihak yang dimaksud. Untuk itu, ia pun meminta bantuan untuk menangani permasalahan itu serta sekalian berkonsultasi soal hukum kepada advokat senior Hotman Paris Hutapea.

Namun, kata Hotman, pihak JNE ingin menunggu untuk membuat klarifikasi dulu kepada media massa mengenai fakta yang sebenarnya sehingga persoalan menjadi terang dan jelas.

Hotman menduga kabar tersebut dibuat-buat oleh orang yang tidak mengerti persoalan hukum yang akan menjeratnya jika membuat dan menyebar kabar fitnah kepada publik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan