73 Mall di Jabar Tutup, 150.000 Karyawan Terancam PHK

BANDUNG – Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD Jawa Barat, Arman Hermawan mengatakan dari 73 Pusat Pembelanjaan (Mall) di Jawa Barat ada sebanyak 150.000 pekerja terancam dirumahkan akibat penutupan sementara saat pandemi Covid-19.

Menurut Arman, untuk Kota Bandung sendiri, kata dia, ada sekitar 21 pusat belanja dan trade center yang sudah tutup sejak akhir Maret lalu Industri Pusat Perbelanjaan sehingga menjadi salah satu sektor yang paling terdampak bahkan terpaksa sampai kepada pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Hampir semua pusat perbelanjaan telah melakukan penutupan sementara dan terus mengurangi aktifitas pelayanan. Hal itu mencakup pusat perbelanjaan modern maupun yang semi modern (trade center),” ucap Arman di Bandung, Jum’at (17/4).

Dijelaskan Arman, penutupan sementara ini dilakukan karena adanya himbauan maupun surat permintaan penutupan sementara Pusat Perbelanjaan dari Pemerintah baik di level Kecamatan, Pemerintah Kota/Kabupaten, dan Provinsi demi menghambat penyebaran Covid-19.

“Penutupan tersebut mengakibatkan sejumlah besar penyewa/pedagang berkisar hampir 95 % terpaksa berhenti membuka usahanya sampai jangka waktu yang tidak bisa ditentukan,” jelasnya.

Kendati demikian, Arman mengaku masih ada sekitar 5 % yang mencoba untuk bertahan membuka usaha diantaranya adalah kategori Supermarket, Food and Beverages, maupun Healthy/Pharmacy, dimana khusus untuk Food and Beverages sudah tidak melayani makan di tempat dan hanya melayani pembelanjaan online melalui Ojek Daring.

“Jika pandemi corona berlangsung lebih lama lagi, industri bisnis usaha layanan retail para penyewa/pedagang akan semakin terpuruk hingga bangkrut,” cetusnya.

Diketahui sebelunnya, bahwa di setiap Pusat Perbelanjaan Modern maupun Semi Modern se Jawa Barat juga banyak terdapat pengusaha kecil yang diakomodir untuk berusaha oleh masing-masing Pusat Perbelanjaan.

“Mereka inilah yang paling pertama akan merasakan dampaknya mengingat keterbatasan kapital maupun sistem pelayanannya,” katanya.

Iapun berharap pemerintah memberikan insentif bagi industri tersebut karena jumlah karyawan yang menggantungkan hidupnya setiap hari di industri retail Pusat Perbelanjaan di Jawa Barat angkanya cukup besar mencapai sedikitnya 150.000 orang.

“Angka tersebut belum termasuk stake holder lainnya seperti misalnya pengemudi ojek daring yang merupakan mitra dalam pelayanan pembelian secara online,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan