Permainan Tradisional Harus Tetap Dilestarikan 

NGAMPRAH– Pada pelaksanaan Hari Olahraga Nasional (Haornas) Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2018 yang bertempat di Lapangan Plasa Mekarsari Desa Mekarsaari Kecamatan Ngamprah, fokus Pejabat Bupati Bandung Barat, Dadang Mohamad tiba-tiba berubah dan tertuju pada sebuah cabang olahraga permainan yang sangat disenanginya ketika dirinya masih kanak-kanak.

Seketika itu pula dia langsung memainkan permainan tersebut meski ternyata sudah tidak selancar waktu dirinya masih kecil. Adalah enggrang, sebuah cabang olahraga permainan rekreasi masyarakat yang turut ditampilkan pada kesempatan tersebut yang memang menjadi cabang unggulan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia Kabupaten Bandung Barat dan ditakuti oleh lawan-lawannya dari daerah lain.

“Terus terang saya sangat senang bermain enggrang sejak kecil, dan sudah lama saya tidak memainkan permainan ini. Jadi ketika melihat ada yang memainkan enggrang saya langsung tertarik. Bahkan saya langsung memainkannya tanpa menghiraukan resiko yang akan saya alami mengingat usia yang sudah tidak muda lagi,” ungkapnya.

Menurutnya, memainkan enggrang membuat dirinya seolah-olah bernostalgia ke masa lalu ketika dia menghabiskan masa kecilnya di Rancaekek. Meskipun termasuk permainan tradisional, Dadang mengaku prihatin, sebab anak-anak zaman sekarang belum tentu bisa dan mengetahui permainan yang menggunakan bambu sebagai bahan baku utamanya ini.

“Saya merasa prihatin dengan anak-anak sekarang karena terlalu dini menggunakan gadget yang tidak sesuai dengan usianya. Saya menghimbau para orangtua untuk membatasi penggunaan gadget bagi anaknya dan mengarahkan pada permainan tradisional. Karena selain untuk merangsang motorik anak, permainan tradisional juga mengajarkan anak lebih pandai dalam bersosialisasi dengan sesama,” terangnya.

Dia memandang perkembangan teknologi sangat berpengaruh pada makin tidak populernya permainan tradisional, sehingga perlu dimasyarakat kembali secara nyata, tidak hanya sebatas sosialisasi dan seremonial semata. “Sehingga harus ada pengawasan dan arahan orangtua agar anak-anak bisa melestarikan permainan tradisional tersebut,” pungkasnya. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan