Koleksi Istimewanya Foto John Lennon Telanjang

”Saya memang senang banyak grup musik. Tapi, karena The Beatles yang paling populer, koleksinya paling lengkap,” kata alumnus arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.

Meski lahir dan besar di Inggris, The Beatles memang mendunia. Tidak heran jika kemudian memorabilianya kebanyakan diproduksi di AS.

Koleksi barang-barang The Beatles milik Roi diklaim sebagai koleksi terlengkap di dunia. Mulai majalah, buku, vinil, action figure, satu set alat musik bekas, sampai hal sepele seperti korek api. Meski begitu, masih ada beberapa barang yang masih diburu. Di antaranya, mesin pinball The Beatles. ”Nanti kalau,” ujarnya lagi.

Koleksi pribadi dari personel The Beatles, yaitu foto dan boneka John Lennon bersama istrinya, Yoko Ono, dengan pose telanjang penuh, bahkan dia miliki. Koleksi spesial itu ditempatkan dalam satu kotak kaca bersama dengan kacamata John Lennon. Khusus untuk koleksi yang satu itu, Roi menyimpannya di ruang tengah rumah dan ditutup kain. Jadi, tidak setiap tamu bisa melihatnya.

”Ini kan gambar saru,” tegas arsitek yang bekerja di PT Gununggaya Persada itu, lantas terkekeh.

Untuk majalah, mayoritas didominasi tentang The Beatles. Saking banyaknya, bila ditumpuk, koleksinya setinggi 5 meter. ”Banyak hasil hunting saya bersama anak-anak. Banyak juga yang saya kumpulkan sejak 70-an,” katanya.

Berapa banyak jumlah piringan hitam koleksi Roi? Dibutuhkan upaya ekstra untuk mengetahuinya. ”Saya tidak pernah menghitung. Yang jelas, ribuan keping,” jawabnya sekenanya.

Roi menaruh minat mengoleksi benda-benda berbau musik mulai 1974. Saat itu dia baru masuk SMP. Sejak 1971-1972, di Surabaya mulai terasa era orang mengoleksi hal-hal berbau musik.

Ditambah lagi pada 1975, grup band Deep Purple manggung di Indonesia. Hal itu menambah euforia terhadap musik aliran rock. Di Surabaya Roi gemar menonton pertunjukan band Apotik Kali Asin (AKA) sampai The Rollies. ”Waktu itu orang senang koleksi. Di kamarnya pasti ada poster pemusik. Yang mampu bisa beli vinil, sedangkan yang uangnya pas-pasan cukup beli kaset,” tuturnya.

Tidak ada motivasi komersial dari kegiatan Roi mengumpulkan koleksi benda-benda The Beatles itu. Dia hanya mengidamkan adanya rumah musik sendiri. Desain penyimpanannya terinspirasi oleh gaya Hard Rock Café.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan