JABAR EKSPRES – Perubahan iklim yang kian terasa di Kota Cimahi mulai memunculkan kesadaran baru di tengah masyarakat. Bukan lagi sekadar isu global yang jauh dari keseharian, suhu yang makin gerah dan hujan yang tak menentu kini menjadi tanda-tanda yang nyata dirasakan warga.
Di tengah kondisi itu, Program Kampung Iklim (Proklim) hadir bukan hanya sebagai lomba lingkungan, melainkan wadah membangun kesadaran dan aksi kolektif menghadapi krisis iklim.
Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudhistira, mengatakan bahwa perubahan iklim kini sudah sampai pada tahap yang dirasakan langsung masyarakat.
Baca Juga:Percepat Penanganan Banjir Semarang-Demak, Gubernur Ahmad Luthfi Minta Optimalisasi PompaWaspadai Pergeseran Tanah, Farhan Imbau Warga Laporkan Gejala Retakan
“Saat ini terasa lebih gerah dari biasanya, dan curah hujan pun semakin tidak menentu. Itulah bentuk nyata dari perubahan iklim. Oleh karena itu, kami mengambil langkah konkret melalui kegiatan penanaman pohon yang merupakan bagian dari program Dinas Lingkungan Hidup,” ujar Adhitia saat ditemui di Mal Pelayanan Publik (MPP), Kamis (30/10/2025).
Menurutnya, sejumlah program lingkungan di Cimahi saling berkelindan untuk memperkuat ketahanan kota terhadap dampak iklim ekstrem.
Selain penanaman pohon, lanjut Adhitia, pemerintah juga menanam bambu ikon Kota Cimahi karena memiliki manfaat ekologis yang tinggi, terutama dalam menjaga keseimbangan air tanah dan mencegah erosi.
“Kami juga rutin mengadakan kegiatan kerja bakti. Ke depan, Pak Wali Kota berencana menjadikannya kegiatan berkala agar budaya gotong royong dalam menjaga lingkungan terus terjaga,” tambahnya.
Adhitia mengungkapkan, perhatian pemerintah pusat terhadap Cimahi cukup besar. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bahkan turun langsung dalam beberapa kegiatan aksi lingkungan.
“Beberapa waktu lalu, direktur dari KLHK juga ikut kerja bakti bersama Pak Wali Kota dan saya di Alun-Alun serta di beberapa titik lainnya. Karena itulah Cimahi menjadi salah satu daerah yang mendapat perhatian khusus,” ujarnya.
Namun, ia menilai persoalan lingkungan di Cimahi tidak berhenti pada isu perubahan iklim semata. Tantangan pengelolaan sampah dan penurunan kualitas lingkungan menjadi pekerjaan rumah lain yang menuntut kolaborasi berbagai pihak.
Baca Juga:Bandung Fair 2025, Pesta Kota Kreatif dengan Selera DuniaSerunya Halloween di FOX LITE Majalaya: Lari Bareng, Tanam Pohon, dan Kostum Seram
“Saya berharap berbagai program pemerintah kota ini dapat menjadi stimulus bagi warga untuk membentuk gerakan sosial dalam memperbaiki kualitas lingkungan,” kata Adhitia.
