JABAR EKSPRES – Kasus dugaan bullying berujung maut kembali mengguncang dunia pendidikan Indonesia, seorang siswa SMP di Grobogan, Jawa Tengah, berinisial ABP, ditemukan tewas setelah diduga menjadi korban kekerasan atau bullying di lingkungan sekolahnya.
Peristiwa tragis ini kini tengah diselidiki oleh pihak kepolisian, sementara keluarga korban menuntut keadilan atas dugaan tindakan perundungan yang berulang kali dialami sang anak.
Ayah korban, Sawindra (38), menceritakan awal mula keluarga mengetahui kejadian nahas tersebut.
Baca Juga:Kode Redeem Mobile Legends Terbaru Oktober 2025, Klaim Skin Starlight Flame Lotus Yve Gratis Sebelum HabisDapatkan Saldo DANA Gratis hingga Rp500 Ribu Cuma Bermain Game, Cek Caranya
Menurutnya, kabar pertama datang dari nenek ABP yang mendengar dari anak tetangga bahwa cucunya pingsan di sekolah dan dibawa ke puskesmas.
“Katanya ABP pingsan dan langsung dibawa ke puskesmas. Setelah itu nenek menghubungi kakek, dan kakek memberitahu saya,” ujar Sawindra, Senin (13/10).
Setibanya di RSUD dr. R. Soedjati S. Grobogan, keluarga terkejut mendengar penjelasan dokter.
Korban mengalami memar di bagian kepala kanan dan kiri, memar di dada, serta patah tulang di bagian belakang bawah otak.
Diduga Dikeroyok oleh Teman Sekolah
Sawindra meyakini anaknya dikeroyok oleh teman-temannya di sekolah.
“Yang saya dengar, ABP sempat dibanting ke lantai, dijedotkan ke tembok, bahkan dikeroyok teman-temannya,” ungkapnya.
Menurutnya, tindakan perundungan seperti ini bukan kali pertama terjadi. Sekitar dua bulan sebelumnya, ABP juga pernah dipukuli oleh siswa lain hingga enggan masuk sekolah selama beberapa hari.
Baca Juga:Bansos PKH dan BPNT Tahap 4 Segera Cair! Cek 5 Hal Penting Ini Biar Nggak Gagal Dapat BantuanPemerintah Bahas Rencana Kenaikan Upah Minimum di Indonesia untuk 2026
Pihak keluarga sempat melaporkan kejadian itu ke guru Bimbingan Konseling (BK) sekolah, namun tidak ada tindak lanjut serius.
“Neneknya sudah ke sekolah, tapi setelah itu tidak ada pemanggilan terhadap pelaku atau orang tuanya. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa,” tambah Sawindra.
Kini keluarga korban menuntut agar kasus ini diusut tuntas. Sawindra berharap polisi bisa mengungkap siapa saja yang terlibat dan memberikan hukuman setimpal.
“Saya tidak tahu apakah pelakunya masih sama atau berbeda. Yang jelas, kami ingin keadilan untuk anak kami,” tegasnya.
Pihak Sekolah Buka Suara
Kepala sekolah tempat ABP menimba ilmu, Sukatno, turut menyampaikan duka cita mendalam atas insiden ini.
