Menteri LH Diduga Kabur dari Dialog, Warga Puncak: Ini Sangat Mengecewakan!

Menteri LH Diduga Kabur dari Dialog, Warga Puncak: Ini Sangat Mengecewakan!
Sejumlah pekerja terdampak penertiban kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, menunggu untuk berdialog dengan Menteri Lingkungan Hidup saat kunjungan ke kawasan Puncak, Jumat (3/10/2025). (Dok. warga)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Kunjungan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (LH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq ke kawasan Puncak, Bogor, Jumat (3/10/2025), menuai kecaman dari warga.

Pasalnya, Menteri Hanif dinilai menutup diri dari dialog dengan masyarakat yang terdampak langsung oleh kebijakan penutupan sejumlah tempat usaha di kawasan wisata tersebut.

Berdasarkan undangan resmi Kementerian Lingkungan Hidup, agenda Menteri Hanif mencakup kegiatan penanaman pohon dan bersih-bersih Sungai Ciliwung sejak pukul 07.00 WIB bersama komunitas dan PLN.

Baca Juga:Kebijakan Menteri LH Ancam Ribuan Pekerja di Puncak, Warga Ngadu ke Bupati Bogor!Tindak Tegas! Cemari Sungai Ciliwung, KLH Segel 4 Hotel di Puncak Bogor

Seharusnya, pada pukul 08.30 hingga 09.00 WIB, Menteri Hanif membuka sesi dialog dengan penggiat lingkungan dan warga di Pasar Cisarua. Namun, sesi tersebut mendadak dibatalkan tanpa alasan jelas.

“Padahal kami sudah menyiapkan diri untuk menyampaikan keluhan dan harapan. Tapi Pak Menteri malah langsung pergi setelah acara simbolis tanam pohon. Ini sangat mengecewakan,” ujar Ketua Aliansi Masyarakat Bogor Selatan (AMBS) Muhsin.

Muhsin menyebut, warga ingin mendapatkan penjelasan langsung soal ratusan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi akibat penyegelan sejumlah hotel, restoran, dan tempat wisata oleh Kementerian LH.

Ia menilai tindakan menteri yang enggan berdialog sebagai bentuk tidak bertanggungjawab.

Sementara itu, puluhan warga terdampak dari berbagai sektor pekerjaan di Puncak mulai dari karyawan hotel hingga pekerja taman berkumpul di Jembatan Gadog untuk menghadang iring-iringan mobil Menteri Hanif dalam perjalanan pulang.

Mereka membawa spanduk protes dan karangan bunga sebagai simbol duka atas hilangnya mata pencaharian mereka.

Namun, rombongan kendaraan menteri tetap melaju tanpa berhenti atau memberikan tanggapan.

Baca Juga:Standar Ganda KLH: Tajam ke Puncak, Tumpul ke Gunung SalakUpaya Penyelamatan Lingkungan, Pemkab Bogor dan KLHK Bongkar Bangunan Ilegal di Kawasan Puncak 

“Kami hanya ingin menyuarakan keresahan. Tapi malah diabaikan begitu saja. Kalau begini terus, kami akan aksi ke Istana Presiden,” ujar Asep, salah satu pekerja terdampak.

Pria yang akrab disapa Iyong ini menuturkan setidaknya 50 orang kehilangan pekerjaan dari satu hotel saja. Ia mendukung pelestarian lingkungan, namun berharap kebijakan yang diambil tidak menutup mata terhadap nasib rakyat kecil.

“Kami tidak anti-lingkungan, kami juga ingin Puncak hijau. Tapi jangan semua tempat usaha langsung ditutup tanpa solusi. Kami punya keluarga yang harus makan,” pungkasnya.

0 Komentar