JABAR EKSPRES – Pemkab Bandung Barat sepenuhnya mendukung konsep pendidikan Gapura Panca Waluya yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi.
Sekedar diketahui, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Jabar telah mengedarkan Surat edaran (SE) bernomor 43/PK.03.04/KESRA yang ditujukan kepada bupati/wali, Disdik Jabar hingga Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota.
Kepala Disdik KBB, Asep Dendih mengatakan pihaknya tengah mendalami surat edaran tersebut untuk segera ditindaklanjuti. Terkait SE Gapura Panca Waluya, ia menegaskan bahwa konsep tersebut perlu diterapkan untuk mewujudkan pendidikan lebih baik.
“Kami sudah diintruksikan oleh Bupati untuk segera menindaklanjuti SE dari Gubernur Jabar Kang Dedi Mulyadi. Saya sudah pelajari apa yang menjadi poin dalam surat tersebut, insyaallah segera dijalankan,” katanya saat dikonfirmasi, Sabtu (10/5/2025).
Asep Dendih menjelaskan Pendidikan Gapura Panca Waluya yang bertujuan mencetak murid sekolah yang cageur, bageur, bener, pinter, singer (sehat, baik, benar, pintar dan gercep) menitikberatkan kepada peningkatan karakter para pelajar. Artinya jangan hanya sekedar menguasai mata pelajaran semata.
“Artinya kan ada nilai-nilai selain dari kurikulum dan mata pelajaran juga harus diterapkan kepada para peserta didik. Termasuk peningkatan pendidikan moralitas dan spiritualitas melalui pendekatan pendidikan agama itu yang menjadi penopang karakter anak-anak didik,” katanya.
Terkait larangan studi tur yang juga ditegaskan dalam surat edaran tersebut, Asep menyebut bahwa pihaknya sudah membuat komitmen dengan seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Bandung Barat agar mengganti kegiatan ini dengan hal yang lebih positif.
“Seperti yang tertuang dalam surat edaran Gubernur bahwa studi tur bisa diganti dengan berbagai kegiatan berbasis inovasi, seperti mengelola sampah mandiri, sistem pertanian organik, peternakan, perikanan dan kelautan, serta meningkatkan wawasan dunia usaha dan industri,” jelas Asep Dendih.
Poin lainnya dalam surat edaran Gubernur Jawa Barat yakni larangan untuk sekolah menggelar wisuda di semua jenjang pendidikan dasar menengah. Wisuda hanya seremonial yang tidak memiliki makna akademik bagi perkembangan pendidikan.
“Kami juga tengah menyusun terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar tersalurkan secara merata di seluruh sekolah. Termasuk sekolah agar membudayakan siswa untuk membawa bekal makanan sendiri dari rumah agar tidak jajan di sekolah,” katanya.