Selain Jadi Biang Kerok Banjir, Perumahan Elit The Emeralda Resort Terlibat Konflik Lahan

JABAR EKSPRES – Warga Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) memberikan peringatan keras kepada pengembang perumahan The Emeralda Resort.

Pasalnya, proyek pembangunan perumahan mewah tersebut kerap memicu bencana banjir yang merendam rumah warga di Kampung Gantungan, Desa Jayamekar.

Sekedar diketahui, proyek perumahan yang dibangun di puncak Gunung Kacapi itu memicu kerusakan lingkungan, terutama karena penggundulan lahan yang mengurangi daerah resapan air.

Salah seorang warga Kampung Gantungan, Hidayat berusia 60 tahun menjelaskan, bahwa banjir sering kali terjadi, terutama saat turun hujan. Dampaknya, air meluap dari perumahan masuk ke rumah warga.

“Terdampak banjir ada 12 RW. Jadi air dari atas limpas ke ke bawah dan masuk ke rumah warga,” ujarnya.

Ia menganggap para pengembang tidak maksimal membangun saluran pengairan yang memadai, sehingga debit air tinggi mengalir ke permukiman warga yang berada di bawahnya.

Hidayat menambahkan bahwa masyarakat setempat sudah beberapa kali melakukan aksi protes terhadap pengembang The Emeralda Resort.

Puncaknya pada 19 April 2025, lanjut dia, warga terdampak melakukan aksi demo dengan memblokade jalan masuk perumahan mewah tersebut.

“Kendalanya ini saluran air. Ini sebenarnya sudah beberapa kali demo ke The Emeralda ini. Puncaknya waktu tanggal 19 April 2025 kita blokade jalan ini,” katanya.

Menurutnya, dua tahun lamanya Kampung Gantungan selalu terendam banjir setiap hujan sejak pembangunan proyek perumahan mewah tersebut.

Yang paling dikhawatirkan adalah dampak jangka panjang dari banjir yang terus menerus terjadi, yakni ancaman longsor. Jika kondisi ini terus berlanjut, dirinya takut mengancam keselamatan warga terdampak.

“Sudah dua tahun setiap hujan selalu sama. Sekarang mungkin kesabaran kami sudah habis,” tandasnya.

Sementara itu, Hendar 41 tahun, Kampung Gunung Bentang RT01/14, Desa Jayamekar mengatakan banjir kerap terjadi sejak 2 tahun terakhir adanya aktivitas pematangan tanah di puncak Gunung Kacapi. Terbaru banjir dan lumpur melanda puluhan pemukiman, pada Jumat 18 April 2025 kemarin.

“Kejadian banjir terbaru kemarin pukul 16:00 WIB. Air dan lumpur merah masuk jalan dan rumah. Ketinggian air antara 10-15 centimeter tapi deras. Selain itu tanah merah sangat tebal jadi sulit dibersihkan,” jelas Hendar.

Writer: Suwitno

Tinggalkan Balasan