Oleh karena itu, jika mulai muncul drama-drama seperti ini, saran kami jangan lagi melakukan deposit.
Selain itu, aplikasi ini biasanya juga menggunakan modus atau drama terkait pajak. Modus seperti ini sangat sering terjadi. Nantinya, aplikasi akan mengklaim bahwa mereka telah memiliki izin dari OJK atau telah terdaftar secara resmi dalam sistem perpajakan. Setelah itu, pengguna akan diminta membayar pajak, misalnya sebesar 20% dari saldo yang dimiliki.
Padahal, sudah dapat dipastikan bahwa ini adalah bentuk penipuan, karena aplikasi tersebut tidak terdaftar di OJK. Pajak yang diminta bukan untuk negara, melainkan untuk keuntungan pihak pengembang aplikasi sebelum akhirnya mereka kabur sepenuhnya.
Baca Juga:Rahasia Bagaimana Pinjol dan Judol Menjerat Masyarakat Miskin7 Rekomendasi HP Gaming 2 Jutaan Spek Gahar Paling Worth It
Untuk kalian yang saat ini masih menggunakan aplikasi ini, saran kami, segera hentikan sekarang juga. Meskipun kalian mungkin saat ini masih bisa mendapatkan uang, perlu disadari bahwa uang tersebut tidak membawa keberkahan. Mengapa demikian? Karena uang itu berasal dari hasil penipuan. Ketika aplikasi ini nantinya benar-benar scam, akan banyak korban yang bermunculan, sementara kalian mendapatkan uang dari kerugian mereka. Artinya, secara tidak langsung kalian mengambil hak orang lain.
Modus lain yang digunakan oleh aplikasi AMV adalah meminta pengguna untuk mengunduh aplikasi tertentu. Ini merupakan modus lama, namun masih banyak orang yang tertipu dan percaya untuk bergabung.
Pengulangan Modus Penipuan yang Sama
Beberapa waktu lalu juga ada aplikasi serupa yang menggunakan modus ini, yaitu aplikasi AKQA. Banyak orang telah menjadi korban dalam aplikasi tersebut. Sekitar delapan bulan yang lalu, kami sudah membahas aplikasi AKQA ini, dan saat ini sudah terbukti sebagai penipuan.
Modusnya sama persis: pengguna diminta untuk mengunduh aplikasi, tetapi aplikasi tersebut tidak pernah benar-benar muncul di perangkat mereka, baik di ponsel maupun di komputer. Ini hanyalah bagian dari strategi penipuan yang digunakan untuk menciptakan kesan bahwa mereka memiliki produk atau sistem yang nyata.
Sebelum AKQA, juga pernah ada aplikasi serupa bernama BBH, dan di aplikasi ini pun banyak orang yang menjadi korban. Tugas yang diberikan juga serupa, yakni mengunduh aplikasi yang sebenarnya tidak pernah benar-benar digunakan.