JABAR EKSPRES – Bhumi Pasa Hijau (BPH) mencatat ada sekitar 10 persen pohon yang berada di jalur hijau Kota Bogor berada dalam kondisi tidak sehat dan tercancam mengalami kerusakan berat.
Hal itu terungkap berdasarkan hasil kajian BPH Mahasiswa IPB yang tergabung dalam Tree Grower Community.
Kajian dilakukan dengan pendekatan Forest Health Monitoring (FHM) dan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG), mencakup 772 pohon pada sembilan koridor jalur hijau.
Peneliti dari BPH, Sheikha menuturkan, temuan ini mendorong perlunya tata kelola jalur hijau yang lebih adaptif dan melibatkan berbagai pihak.
“Sebanyak 10 persen pohon di jalur hijau Kota Bogor dalam kondisi kurang sehat hingga tidak sehat. Beberapa jalur seperti Jalan Malabar Ujung dan Jalan Sancang menunjukkan tingkat kerusakan signifikan dan memerlukan penanganan cepat,” katanya dikutip Minggu (4/5).
Menurutnya, hal itu tentu menjadi tantangan serius bagi seluruh pihak khususnya pemerintah dalam menyikapi perubahan iklim.
“(Maka dari itu) Kajian ini juga merupakan bentuk mitigasi risiko dalam menghadapi ancaman lingkungan,” ucap Sheikha.
Kepala Bidang Pengelola dan Keanekaragaman Hayati Disperumkim Kota Bogor, Devi Librianti Juvita mengatakan, hasil kajian tersebut sangat membantu pemerintah dalam menyusun prioritas pengelolaan jalur hijau.
“Jalur hijau adalah bagian dari infrastruktur ekologi kota. Menjaganya bukan sekadar urusan estetika, tapi juga mitigasi risiko lingkungan dan adaptasi perubahan iklim,” tuturnya.
Untuk itu, Devi menekankan pentingnya kolaborasi multipihak. Dalam hal ini, pihaknya juga mengapresiasi penggunaan aplikasi Inventree, inovasi BPH dalam memantau kesehatan pohon secara visual.
Aplikasi itu diharapkan dapat mendukung Kota Bogor menjadi kota yang berketahanan iklim. (YUD)