JABAR EKSPRES – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025, kali ini digelar cukup berbeda di SMAN 1 atau SMANSA Kota Bandung.
Diketahui, selain melakukan upacara peringatan seperti biasanya, Hardiknas kali ini para siswa dan siswi di SMANSA Kota Bandung menjadikannya sebagai momentum penyampaian aspirasi terhadap polemik sengeketa lahan.
Menurut Kepala SMANSA Kota Bandung, Tuti Kurniawati, apa yang dilakukan oleh para siswa dan siswi peringatan Hardiknas kali ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap keputusan pengadilan yang telah mengabulkan seluruh gugatan Perkumpulan Lyceum Kristen (PLK) dalam polemik sengeketa lahan di sekolahnya tersebut.
BACA JUGA: Strategi Bupati Bogor Rudy Susmanto Tingkatkan RLS dan Kualitas Sekolah
“Jadi kami tadi sesudah melakukan upacara (peringatan) memang ada request dari anak-anak (siswa dan siswi) untuk menyampaikan aspirasi,” ungkapnya saat ditemui di SMANSA Kota Bandung, Jum’at (2/4).
Dikemas dengan gaya puisi dan orasi, Tuti mengatakan siswa siswi di SMANSA Kota Bandung seluruhnya meluapkan kekecewaan terhadap hasil putusan pengadilan tersebut.
“Memang kami memahami kekecewaan anak-anak (para siswa) dan seluruh warga sekolah. Sehingga kami fasilitasi apabila mereka ingin menyuarakan aspirasinya,” ungkapnya.
Lebih lanjut Tuti mengungkap, dalam persoalan sengeketa lahan ini, pihaknya akan terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Biro Hukum Pemprov Jabar.
BACA JUGA: Jeje Ritchie Bakal Manfaatkan Hasil Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Kursi dan Meja Sekolah
“Saat ini proses hukum sedang ditangani oleh Biro Hukum Pemprov Jabar. Sehingga dalam hal ini, kami masih menunggu instruksi dari Pemprov Jabar harus bagaimana dan seperti apa,” ungkapnya.
Meski begitu, Tuti menuturkan dalam hal ini pihaknya terus berupaya menjaga kondusivitas sekolah dan kegiatan belajar mengajar.
“Karena proses hukum ini sedang ditangani oleh tim Biro hukum Pemprov Jabar. Penguatan mental memang kami sedang rencanakan, dan kebetulan kemarin ada dari alumni yang ingin memberikan semacam trauma healing atau psikolog (kepada para siswa),” pungkasnya.(San).