Teh Diganti Sayur: Puluhan Hektare Lahan Pangalengan Gundul, PTPN Sebut Sudah Lapor Polisi Sejak 2024!

Para petani teh yang datang menggeruduk lahan perkebunan teh yang berubah alih fungsi menjadi perkebunan sayuran di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Senin (21/4). Foto Istimewa
Para petani teh yang datang menggeruduk lahan perkebunan teh yang berubah alih fungsi menjadi perkebunan sayuran di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Senin (21/4). Foto Istimewa
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Manager Kebun Malabar PT Perkebunan Nasional I Regional 2, Heru Supriadi menanggapi protes para pekerja kebun teh binaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) terjadi di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Senin(21/5/2025).

Menurutnya, pihak PTPN bersepakat dengan beberapa penggiat lingkungan serta petani, untuk menolak adanya tanaman sayuran di lahan perkebunan teh.

“Solusinya memang kemarin kita sudah sepakat karena itu juga memang kita sudah dipetisi oleh masyarakat di situ, karena mereka tidak menginginkan ada area kebun sayur di situ. Karena mengganggu air dan juga banjir lumpur ke masyarakat Desa Pasirmulya,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (25/4/2025).

Baca Juga:Kasus Dokter Residen RSHS, Polda Jabar Segera Umumkan hasil Tes Psikologi TersangkaKedatangan Pelajar Belanda, Pemkot Bogor Sampaikan Komitmen Kerjasama Pendidikan Internasional

Heru menjelaskan, penggundulan kebun itu memang sudah terjadi cukup lama sejak Juni 2024. Pihaknya bahkan sudah melakukan laporan kepada Kepolisian terkait pengembangan kasus tersebut.

“Saya sudah melaporkan kejadian itu sejak Juni 2024. Kita sudah diproses di Polres cuma memang kalau kita masih terus menanyakan perkembangannya, memang masih di Polres,” ungkapnya.

Terkait penggundulan tersebut, Heru juga menduga ada beberapa oknum yang sengaja melakukan hal itu.

“Iya, dicurigai ada aktor intelektualnya yang memanfaatkan masyarakat-masyarakat untuk menggunduli teh itu dengan biaya atau misalnya ini yang tertentu, tapi saya tidak berani menyatakan fix tapi isu-isu yang yang berkembang seperti itu,” katanya.

Heru menuturkan, dampak dari penggundulan tersebut memang sangat berpengaruh untuk lingkungan dan juga para petani.

“Iya, dampaknya ada yang di diberhentikan dulu,” tuturnya.

Meski begitu, kata Heru, pihaknya tak tinggal diam. PTPN pun hampir setiap hari melakukan patroli oleh petugas yang berjumlah 20 hingga 30 orang di kawasan perkebunan teh baik siang atau malam.

Namun, tetap saja upaya penggundulan sering dilakukan namun secara diam-diam oleh oknum-oknum tersebut.

Baca Juga:Butuh Anggaran Rp2 Triliun, PUTR Klaim Jalan di KBB Bakal Mulus Secara BertahapModus Gila! Pria Curi Identitas Demi Gaet Sesama Jenis di Medsos, Polisi Bekuk Pelaku

“Kita hampir setiap malam itu sangat masif (pengawasan) dan kita juga 20 sampai 30 orang per malam. Siang malam bahkan yang lebih menyedihkannya di saat kita salat Jumat, di saat kita salat Id mereka melakukan (penggundulan). Jadi curi-curi waktu Istilahnya saat lengoh kerja di saat besoknya petani atau karyawan pemetik teh itu mau melakukan panen, itu pohonnya sudah hilang,” paparnya.

0 Komentar