JABAR EKSPRES – Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Nurul Ichwan menyatakan pihaknya akan berkomunikasi dengan investor otomotif asal China yakni BYD.
Hal itu, kata dia, menyusul adanya isu premanisme yang dilakukan sejumlah organisasi masyarakat (ormas) dalam proses pembangunan pabrik di Subang, Jawa Barat. “Hari ini akan coba mengontak kawan-kawan dari BYD bagaimana situasinya,” ujarnya, dikutip Kamis (24/4/2025).
Kemudian, setelah berkomunikasi dengan BYD, kata dia, pihaknya akan segera menangani aktivitas premanisme yang mengganggu jalannya proyek tersebut, melalui koordinasi dengan Satgas Anti Premanisme.
BACA JUGA:Tingkatkan Industri Perikanan, KKP Perkuat Investasi Perdagangan dengan China
Kondisi ini, menurutnya, bisa saja dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk membuat citra buruk iklim investasi di mata internasional.
“Bisa saja dipick-up oleh siapapun tentang Indonesia itu tidak aman, Indonesia itu premanisme,” kata dia.
Untuk itu, lanjut dia, di kondisi ekonomi global saat ini, seharusnya Indonesia meningkatkan daya saing agar lebih mudah menarik minat investor. Mengingat semakin banyak negara yang mlebih protektif, sehingga tidak mudah menarik investor.
Adapun kabar adanya gangguan dari ormas berbentuk premanisme pada pabrik perusahaan mobil listrik asal China itu sebelumnya disampaikan Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno.
BACA JUGA:Perang Dagang Global, Trump Ancam Kenakan China Tarif Tambahan 50 Persen
Eddy mengungkap pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat sempat diganggu ormas dengan melakukan aksi premanisme. Kabar ini didapatkan Eddy saat memenuhi undangan Pemerintah China dalam rangkaian kunjungan di Shenzhen, China.
“Sempat ada permasalahan terkait premanisme ormas yang mengganggu pembangunan dari sarana produksi BYD. Pemerintah perlu tegas untuk kemudian menangani permasalahan ini, jangan sampai investor datang ke Indonesia dan merasa kemudian tidak mendapatkan jaminan keamanan, hal yang paling mendasar bagi investasi untuk masuk ke Indonesia,” imbuh Eddy melalui unggahan video di Instagram dikutip Kamis.
Investasi besar BYD di kota mandiri terintegrasi untuk kawasan industri dan komersil di Indonesia, Subang Smartpolitan, diprediksi akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi yang signifikan di Indonesia. Dikabarkan BYD menggelontorkan investasi hingga Rp11,7 triliun.