Kampung BeCool dan Rumah Reflektif Surya, Solusi Mengatasi Kebutuhan Rumah Bagi Masyarakat yang Mendukung Pembangunan Berkelanjutan dan Efisiensi Energi

BANDUNG – Pada simposium dan lokakarya internasional tentang Bangunan Berkelanjutan, Kota dan Komunitas (Sustainable Buildings, Cities and Communities/SBCC) Tahun 2024, para peserta yang terdiri dari para akademisi, praktisi, perusahaan, pemerintah, komunitas dan masyarakat diajak menyaksikan pameran arsitektur dan pameran produk serta melihat langsung proyek percontohan lingkungan binaan yang telah dibangun dengan mengedepankan prinsip bangunan, area dan komunitas berkelanjutan di Kampung BeCool, Desa Tipar, Padalarang, Kabupaten Bandung.

Kampung BeCool merupakan lingkungan binaan yang dibangun berbasis Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan yang digagas oleh BeCool Indonesia dan Tatalogam Group. Di lokasi ini, 20 rumah gentengnya telah dicat dengan cairan BeCool yang dapat berfungsi secara signifikan untuk memperbaiki iklim mikro di lingkungan sekitarnya.

Pada lokasi yang sama, juga terdapat 3 rumah contoh yang mengaplikasikan rumah reflektif surya yaitu rumah berbasis disain pasif yang mendemonstrasikan penggunaan material bangunan rendah karbon guna mengurangi dampak dari pada urban heat island.

Rumah ini merupakan rumah instan berstruktur baja ringan berkonsep ringan, kuat dan ekonomis dengan merek Domus milik Tatalogam Group, dikolaborasikan dengan BeCool Indonesia dibantu oleh PT Inkote Indonesia, mengaplikasi cairan BeCool menjadi cat pada baja lapis aluminium seng sebagai bahan baku genteng metal dan penutup dinding.

Rumah hasil inovasi bersama ini diberi nama Raflesia (Rumah Reflektif Surya Indonesia). Rumah dengan material rendah karbon yang hadir menjadi pilihan solusi untuk perumahan berdesain pasif ini diketahui memiliki emitansi 0,90, reflektansi matahari hingga 72,1 persen dan serapan surya hingga 27,9 persen. Indeks Reflektan Surya (Solar Reflectance Index/ SRI) rumah Raflesia sendiri mencapai 88.0.

Dosen dan peneliti dari Program Studi Artsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) Universitas Pendidikan Indonesia, Dr. Eng. Beta Paramita, S.T., M.T., sekaligus Founder BeCool Indonesia mengatakan, setiap tahun konstruksi bangunan terus mengalami peningkatan.

“Untuk itu, guna mencapai pembangunan berkelanjutan dibutuhkan inovasi baru yang lebih ramah lingkungan dalam pembangunan tersebut,” ujar Beta.

Menurutnya, konstruksi tahunan bangunan tempat tinggal dan komersial mengalami peningkatan tertinggi setara 5-6 persen per tahun. Backlog perumahan mencapai 8,76 juta unit per awal 2020.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan