Kampung BeCool dan Rumah Reflektif Surya, Solusi Mengatasi Kebutuhan Rumah Bagi Masyarakat yang Mendukung Pembangunan Berkelanjutan dan Efisiensi Energi

“Inovasi kontruksi rumah ini menjawab tantangannya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri dengan tetap memegang teguh prinsip ramah lingkungan,” imbuhnya.

Inovasi teknologi dalam kontruksi rumah ini dengan mempertimbangkan adaptabilitas struktur organic terhadap seismic lokal, aplikasi dan rekayasa pada material maju, serta inovasi sosial stated preference analysis–willingness to pay. Inovasi bangunan berkelanjutan ini sesuai dengan program pemerintah melalui Kementerian PUPR dalam mengembangkan kebijakan low-income housing serta merujuk pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 25 Tahun 2011 tentang pedoman penyediaan perumahan murah, yang memiliki luas lantai maksimum 36 m2 serta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10/PRT/M/2019 tentang kriteria dan persyaratan perumahan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Ia menambahkan, saat ini industri baja terus berkembang menggantikan bahan baku kayu yang dianggap kurang ramah lingkungan. Penggunaan bahan logam seperti baja ringan untuk rangka bangunan juga memiliki berbagai keuntungan seperti, tegangan dan transfer regangan yang lebih baik, tahan terhadap suhu tinggi, kurang penyerapan kelembaban, tidak mudah terbakar, kuat tekan dan geser, serta memiliki ketahahan aus dan ekspansi termal yang lebih baik.

“Dalam penggunaan baja ringan ini, tantangannya adalah pertama, yaitu proses produksinya harus menganut kepada industri berkelanjutan dengan tujuan menghasilkan baja rendah karbon. Kedua, baja ringan merupakan konduktor panas yang baik. Pada bangunan prefabrikasi baja ringan, maka radiasi matahari secara langsung tertransfer masuk ke dalam ruangan. Oleh sebabnya, kolaborasi antara BeCool Indonesia dan Tatalogam Group pada Raflesia ini bisa menjawab tantangan tersebut,” terang Beta.

Penggunaan cairan BeCool pada bangunan rendah karbon dengan strategi desain pasif ini disebutnya mempunyai reflektifitas dan emisivitas tinggi yang secara efektif dapat memantulkan sebagian dari radiasi matahari kembali ke atmosfer sambil menyerap panas melalui kemampuan pendinginan radiasinya.

Melalui inovasi ini, diperkirakan dapat terjadi penghematan energi pendinginan. Karena itu teknologi ini layak untuk meningkatkan efisiensi energy dan kualitas lingkungan di iklim panas dan lembab.

Pada kesempatan yang sama, Vice President Operations Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi menambahkan, Raflesia merupakan inovasi baru yang merupakan pengembangan dari rumah Domus, rumah instan berbasis baja ringan yang telah lama menjadi salah satu produk unggulan perusahaaan mereka yang mengantongi penghargaan rintisan teknologi industri dari Menteri Perindustrian tahun 2021.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan