161 Peserta Lolos Tes Paskibraka Kota Cimahi 2024, Pemerintah Siapkan untuk Melaju ke Tahap Selanjutnya

Deden menyatakan, kegiatan tersebut tidak ada kendala signifikan dalam pelaksanaan secara online tahun ini, mengingat pelaksanaan ini sudah tahun kedua.

“Instruksi dari BPIP meminta agar kegiatan dilakukan secara daring, meskipun mungkin ada sedikit kendala pada awalnya,”

“Kalau sekarang Alhamdulillah tidak ada kendala, mungkin hanya sedikit kaitan dengan jaringan.

Nantinya, lanjut Deden akan memberikan bantuan Wi-Fi melalui Diskominfo untuk membantu anak-anak dalam mengakses kuota internet.

Program PPI akan melibatkan pembinaan di setiap sekolah, diikuti dengan partisipasi anak-anak PPI dalam kegiatan SKPD terkait PHBN.

Di lokasi yang sama, Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kota Cimahi, Dian Rizki Pratama menjelaskan hari ini dilakukan seleksi tahap kedua, yaitu seleksi wawasan kebangsaan di Kota Cimahi, diikuti oleh 161 peserta dari berbagai sekolah menengah.

“Dari total 161 peserta, terdiri dari 82 putra dan 79 putri. Mereka diharapkan dapat melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu tes TIU pada 27 Maret 2024, setelah lolos tes PWK,” ucap Dian.

Sian menjelaskan, ada delapan tahapan dalam proses ini. Setelah melalui tes TIU yang berjenjang, calon akan menjalani tes kesehatan, tes parade, samapta, PBB, tes kepribadian, dan terakhir, tes pantohir.

“Yang diharapkan nanti hasilnya kita mendapatkan 37 orang pilihan dan dua orang menjadi perwakilan Kota Cimahi ke Jawa Barat,” papar Dian.

“Semoga dari Jawa Barat ada perwakilan untuk ke nasional, dengan harapan bisa dari Kota Cimahi,” tambahnya .

Sistem seleksi baru yang berbasis online menuju ke BPIP Jakarta menunjukkan bahwa tidak ada hambatan administratif atau lainnya, kecuali dalam proses seleksi yang mengalami kendala.

Dian menjelaskan, saat anak-anak mengikuti program tersebut, nilai akan langsung tercatat. Namun, kendalanya adalah aplikasi ini hanya kompatibel dengan sistem operasi Android dan belum tersedia untuk pengguna iPhone.

“Jadi bagi peserta yang tidak punya iPhone harus memaksakan pinjam dan juga ini kesulitannya karena online, jadi peserta harus menyiapkan kuota yang sebetulnya oleh kami sudah siapkan Wi-Fi,” ungkap Dian.

“Tapi untuk sebagai cadangan jaga-jaga mereka diharapkan untuk menyediakan kuota sendiri,” tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan