Digitalisasi Berbasis Ekosistem: Meningkatkan Daya Saing dan Adaptasi Pasar

Tingginya pertumbuhan penggunaan digital dalam aktivitas ekonomi masyarakat juga tercermin dari kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tahun 2023 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

Dalam 3 tahun terakhir perkembangan penggunaan uang elektronik dan digital banking melesat secara signifikan.

Berdasarkan perkembangan grafik tersebut mencerminkan terjadi perubahan perilaku masyarakat yang semakin digital, tentunya trend tersebut juga diikuti dengan perilaku pelaku UMKM dalam menjalankan usahanya.

Kementerian Koperasi dan UKM RI mengungkapkan sebanyak 20,9 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah terdigitalisasi hingga tahun 2022.

Capaian dimaksud akan terus ditingkatkan sehingga target Pemerintah di akhir tahun 2024 akan mampu mendigitalkan 30 juta UMKM.

Melihat kecenderungan komposisi jumlah penduduk Indonesia, terlihat bahwa kedepan secara proporsional usia akan didominasi oleh usia produktif, yakni pada usia 15 – 65 tahun.

Melalui penetrasi internet yang semakin masif dan literasi terhadap digital semakin meningkat, maka 10 tahun kedepan akan berpotensi besar munculnya pelaku UMKM baru yang berbasis online (e-commerce) dengan dukungan platform berskala lokal.

Pemberdayaan Terintegrasi

Perubahan demografi dan tingkat literasi digital mendorong upaya transformasi pemberdayaan yang merujuk pada inovasi yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan maupun kompetensi pelaku UMKM.

Pemberdayaan seringkali juga melibatkan transfer pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam membuat keputusan hingga mengelola sumber daya yang dimiliki oleh UMKM.

Pendekatan holistik program pemberdayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan UMKM menjadi kunci penting dalam mengurai kompleksnya permasalahan pengembangan usaha mikro.

Melalui percepatan digitalisasi, proses literasi mampu menjangkau lebih luas kepada pelaku usaha mikro dengan memberi banyak manfaat, termasuk efisiensi operasional, meningkatkan produktivitas, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan daya saing.

Hingga akhir tahun 2023, BRI sebagai bank yang terus berkomitmen kepada UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi hingga interkoneksi.

Konsep revitalisasi tenaga pemasar mikro (mantri) yang menjadi financial advisor dengan konsep penguasaan ekosistem suatu wilayah menjadi backbone pelaksanaan program – program pemberdayaan yang BRI miliki, seperti Desa BRILiaN, Klasterku hidupku, Figur Inspiratif Lokal (FIL), hingga Linkumkm, platform pemberdayaan online.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan