Rudy Susmanto Dorong Pengembangan Pertanian dan Peternakan di Kabupaten Bogor

BOGOR, JABAR EKSPRES – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto, mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor untuk menggenjot sektor pertanian. Seruan ini disampaikan dengan merujuk pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyoroti peran krusial sektor pertanian dalam perekonomian daerah.

Data BPS menunjukkan, sektor pertanian di Kabupaten Bogor bukan hanya menjadi penopang ekonomi, tetapi juga sektor padat karya yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Pada tahun 2022, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang sekitar Rp14,22 triliun atau sekitar 5,31 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bogor.

“Pentingnya sektor pertanian tidak dapat diabaikan, terutama sebagai penyedia lapangan kerja,” ujarnya, Kamis 11 Januari 2024.

BACA JUGA: DPRD Jabar Sarankan Evaluasi Program Petani Milenial

Menurutnya, pertumbuhan sektor pertanian mencapai 3,47 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, seiring dengan peningkatan produktivitas padi pada tahun 2022. Produksi padi meningkat sebesar 5,17 persen, mencapai 299.894 ton.

Meskipun terjadi peningkatan produksi padi, Rudy Susmanto mencatat penurunan luas panen padi sebesar 2,48 persen dibandingkan dengan tahun 2021, mencapai 56.002 hektar.

“Dalam konteks ini, Pemkab perlu lebih aktif dalam mendukung pertumbuhan sektor pertanian untuk mencapai keseimbangan yang optimal,” tambahnya.

Selain fokus pada sektor pertanian, Ketua DPRD Kabupaten Bogor itu mendorong pengembangan subsektor peternakan. Data BPS menunjukkan potensi besar dalam populasi unggas dan ternak besar di wilayah ini.

BACA JUGA: Fakta JPO Paledang: Banyak Keluhan Hingga Rencana Pembongkaran

Pada tahun 2022, populasi unggas di Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa ayam ras pedaging mendominasi dengan jumlah 27.163.199 ekor, diikuti ayam ras petelur sebanyak 9.200.787 ekor. Sementara itu, untuk ternak besar, populasi sapi potong mengalami penurunan signifikan menjadi 18.585 ekor, menurun sebesar 24,27 persen dibandingkan tahun 2021.

“Pengembangan subsektor peternakan ini menjadi penting dalam diversifikasi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kita harus memastikan bahwa sektor ini mendapatkan perhatian yang cukup,” ungkapnya.

Penurunan jumlah ternak sapi potong, menurutnya, salah satunya disebabkan oleh wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Oleh karena itu, perlu langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan untuk memastikan keberlanjutan subsektor peternakan di Kabupaten Bogor,” pungkasnya. (SFR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan