JABAR EKSPRES – Head of Counter Adversary Operation, CrowdStrike Adam Meyers membeberkan fata mencengangkan soal kasus pencurian data pribadi melalui perangkat lunak hingga strategi yang digunakan hacker atau peretas.
Berdasarkan laporan CrowdStrike Threat Hunting 2023, pihaknya menemukan upaya pencurian data pribadi di dalam komputasi awan ataupun perangkat lunak meningkat hingga 160 persen daripada tahun sebelumnya.
Tak heran, kerberoasting atau serangan yang dilakukan dengan mengakses akun korban untuk mendapatkan data-data sensitif, mengalami peningkatan sampai 582 persen selama setahun terakhir.
Baca Juga:Babak Baru Kasus Napoleon Bonaparte, KKEP Nilai sebagai Tindakan Tercela hingga Tetapkan Sanksi DemosiMasih Trauma, Begini Kondisi Anak Balita di Sukabumi yang Dianiaya Ayah Kandung Gegara Minta Jajan
Angka ini pun mengalami kenaikan sekitar 6 kali lipat setiap tahunnya. Adapun, 62 persen dari akun yang diakses oleh peretas merupakan akun yang valid.
kemudian untuk melakukan serangan tersebut, hacker kerap memanfaatkan aplikasi manajemen IT jarak jauh. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari deteksi dan menyamarkan diri.
Hingga saat ini, masyarakat di berbagai belahan dunia juga kerap diingatkan untuk berhati-hati atau selalu waspada dalam mengakses data pribadi melalui perangkat lunak. Meskipun sejumlah platform telah memiliki kebijakan keamanan resmi. Tujuannya yakni untuk meminimalisir resiko peretasan atau pencurian data pribadi. (*)
