Dispernakan KBB Imbau Peternak Waspada Antraks, Ketahui Gejala dan Penyebabnya!

JABAR EKSPRES – Penyakit antraks yang berkembang di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga saat ini belum ditemukan di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Meski demikian, peternak sapi diimbau tetap waspada dan berhati-hati ketika membeli sapi dari luar daerah.

Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat meminta peternak di wilayahnya tetap waspada terhadap penyakit antraks. Meskipun sejauh ini penyakit yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis itu belum ditemukan lagi sejak 2008.

“Kita masih aman, terlebih Bandung Barat di Jawa Barat bukan wilayah endemi. Namun begitu kita tetap siaga,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dispernakan KBB, Acep Rohimat kepada wartawan, Selasa (11/7/2023).

BACA JUGA: Sejumlah Guru di Bogor Bentuk Organisasi GM Pro, Ternyata Ini Tujuannya!

Ia mengatakan, penyakit antraks dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun Lumpy Skin Disease (LSD) berbeda. Antraks merupakan penyakit zoononis. Artinya, penyakit ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia, tapi tidak dapat ditularkan antar sesama manusia.

Umumnya, bakteri antraks menyerang hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, dan juga kerbau. Karena bersifat zoononis, bakteri antraks dapat menular dari hewan ke manusia. Dan hal ini pun sering terjadi.

“Seperti penyakit PMK dan LSD itu tidak bersifat zonosis. Berbeda dengan antraks yang bisa menularkan ke manusia,” katanya.

Menurutnya ada 3 macam cara yang bisa memicu potensi bakteri antraks dari hewan menular ke manusia.

BACA JUGA: 6 Jemaah Haji Asal Kabupaten Bandung Meninggal Dunia di Tanah Suci

  1. Logam terbuka

Penularan pertama, misalnya manusia kontak dengan logam terbuka.

 

  1. Menghirup spora antraks

Tidak sengaja menghirup spora juga dapat menyebabkan tertular penyakit antraks. Salah satu gejala yang muncul bila menghirup spora antraks adalah infeksi saluran pernapasan (ISPA).

 

  1. Mengonsumsi (makan atau minum) yang mengandung spora antraks

Mengonsumsi daging yang positif terinfeksi antraks juga dapat menyebabkan penularan penyakit.

 

“Seperti mengkonsumsi daging yang terkena antraks itu bisa menularkan,” tegasnya.

 

Karena itu, Dinas Perikanan dan Peternakan Bandung Barat terus berupaya mencegah kasus tersebut dengan mensosialisasikan antisipasi penyakit antraks kepada para peternak di wilayahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan