Ferrari Bangun Pabrik Kendaraan Listrik, Rampung Tahun Depan

JABAR EKSPRES- Ferrari memiliki rencana untuk membangun pabrik tambahan di markas besar Maranello guna memproduksi kendaraan listrik pertama mereka.

Pabrik yang dikenal sebagai “e-building” ini akan bertanggung jawab atas produksi kendaraan listrik masa depan merek Ferrari, selain juga model-model yang menggunakan mesin pembakaran internal, ungkap Vigna.

Pabrik tersebut juga akan memproduksi komponen-komponen untuk kendaraan listrik, termasuk motor, inverter, dan baterai.

Meskipun pabrik tersebut akan selesai dibangun tahun depan, produksi massal kendaraan listrik pertama Ferrari tidak dijadwalkan sebelum tahun 2026.

Vigna mengungkapkan bahwa kendaraan listrik tersebut, yang kemungkinan akan berupa SUV, diharapkan akan diperkenalkan pada kuartal keempat tahun 2025.

Selain kendaraan listrik, Ferrari juga berencana untuk meningkatkan penawaran model plug-in hybrid sebagai upaya untuk mengurangi emisi. Vigna sebelumnya menyatakan bahwa Ferrari memiliki tujuan untuk mencapai netral karbon pada tahun 2030.

Target lain yang disebutkan adalah meningkatkan penjualan model terelektrifikasi hingga 60 persen pada tahun 2026 dan 80 persen pada tahun 2030, dengan pembagian 80 persen tersebut merata antara kendaraan listrik dan hybrid.

Sama seperti yang dilakukan dengan powertrain berbahan bakar internal, produsen mobil ini berencana untuk mengembangkan motor listrik, inverter, dan baterai sendiri dengan fokus pada kinerja yang tinggi dalam hal berat dan kepadatan daya.

Ferrari juga akan bekerja sama dengan mitra dalam beberapa area, terutama dalam teknologi baterai canggih seperti baterai padat (solid-state), yang telah dijelajahi oleh Ferrari sebelumnya.

Perusahaan juga sedang mengkaji penggunaan sistem pembangkit suara untuk menjadikan kendaraan listrik lebih menarik. Salah satu daya tarik utama Ferrari adalah suara mesinnya, dan perusahaan ingin mempertahankan ciri khas ini ketika meluncurkan kendaraan listrik.

Patent terbaru menunjukkan bahwa Ferrari sedang mempertimbangkan sistem yang akan mengukur frekuensi resonansi komponen utama powertrain seperti motor dan transmisi, lalu menguatkan suara ini untuk memberikan suara yang autentik.

Pada tahun 2022, Ferrari mengalokasikan sekitar 4,6 miliar dolar AS (sekitar Rp68,4 triliun) untuk mendanai upaya ini, dengan sebagian besar dana digunakan untuk pengembangan produk.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan