Bongkar Aplikasi Michat untuk Ajang Transaksi Prostitusi Online

Keberadaan Aplikasi Michat yang saat ini digunakan masyarakat, ternyata banyak disalah gunakan. Aplikasi ini seakan menjadi jalan untuk melakukan bisnis prostitusi Online

Erwin Mintara, Kota Bandung

TUNTUTAN gaya hidup menghantarkan terserumus dunia Pekerja Seks Komersial (PSK).

Niatnya muncul saat teman disekitarnya bergaya hidup mewah. Hanphone terbaru, kendaraan sendiri, make up ternama dan berbelanja sepuasnya.

Sebut saja LS (nama samaran), remaja berusia 21 tahun itu memutuskan untuk menjadi alat pemuas pria hidung belang.

Dengan bermodalkan paras cantik dan berpenampilan seksi mampu memporak-poradakan hasrat birahi.

Memang, saat bicara, bibir tipis kemerah-merahannya mulai berakrobat. Khalayak penyihirsedang membacakan matra. Saat di dengar, suaranya merdu bagai lagu mellow.–Meninabobokan.

Ia bercerita, untuk masuk dunia hitam itu banyak pertimbangan. Takut dosa, mencoreng nama keluarga, hamil di luar nikah terus menyelimuti pikirannya.

Namun, gaya hidup mapan mengalahkan semua kabut ketakutan itu.

”Banyak pertimbangan, serba takut. Tapi gimana lagi, cari kerja susah,” ucap dia.

Usai melewati badai ketakutan, besoknya dia pergi membeli nomor seluler baru. Malamnya lalu ia mendownload aplikasi MiChat.

”tujuannya membeli nomor baru untuk menyembunyikan dari orang yang mengenalnya. Terlebih teman kerabat sekontak dengan dirinya,” katanya.

Dengan foto profil memakai baju bikini dan rok mini, liptrik semi merah, rambut kucir saat mengaktifkan aplikasi, dalam waktu kurang lebih 17 menit mampu membius para mangsa dengan memberikan lampu hijau dalam bentuk pesan.

”iya langsung ada yang kirim pesan. Tapi tidak aku balas. Karena takut ketahuan lokasinya. Setelah itu aku matikan data,” cetusnya.

Malam berikutnya, dia berencana untuk pergi nongkrong untuk kembali mengaktifkan aplikasi itu. Selang beberapa menit kembali masuk pesan dengan menanyakan harga.

Namun dia membutuhkan waktu lama untuk menjawabnya. Sebab, remaja berkulit putih itu baru pertama masuk pada dunia seperti itu. Terlebih dia pun tidak tahu soal harga pada umumnya.

Akhirnya dia menjawab dengan harga dengan tarif cukup tinggi. Dengan pertimbangan dirinya belum pernah berhubungan badan (perawan).

”Saya Jawab Rp 1,5 juta perjam. Ya karena masih disegel. Saya juga bilang gitu. Dikira bakal nolak, eh mau ternyata,” kata dia

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan