Pesona Jalan Asia Afrika Kota Bandung Di Malam hari

JABAR EKSPRES – Siapa yang tidak mengenal kota Bandung, kota yang kini menjadi tujuan destinasi wisata bagi kebanyakan orang. Kota kembang ini tidak hanya dikunjungi dari dalam kota, tetapi juga dari luar negeri. Di Bandung sendiri terdapat banyak sekali destinasi wisata yang memang sering dikunjungi oleh para wisatawan, salah satunya yaitu Jalan Asia Afrika.

Jalan Asia Afrika merupakan jalan bersejarah yang menjadi daya tarik wisatawan ketika berkunjung ke Kota Bandung. Jalan ini menampilkan nuansa tempo dulu dengan bangunan klasik bergaya art deco yang kental. Juga disebut sebagai jalan yang paling panjang sedunia, maka jawabannya adalah Jalan Asia Afrika, bahwasannya jalan tersebut menempuh benua Asia dan Afrika, yang dipisahkan sebuah sungai.

Jika kita menilik kembali kepada sejarah yang dimana Jalan ini adalah salah satu ruas protokol tertua di Kota Kembang, dibangun pada masa pemerintahan Herman Willem Daendels sebagai bagian dari pembangunan jalan yang memiliki panjang 1.000 kilometer dari Anyer hingga Panarukan.

Sebelumnya jalan ini dikenal sebagai Groote Postweg atau Jalan Raya Pos, dinamakan sesuai dengan fungsi Gedung Raya Pos atau Kantor Pos Besar zaman kolonial. Kantor Pos Besar Bandung tetap berfungsi hingga sekarang, menjadi salah satu peninggalan zaman kolonial.

Jalan bersejarah ini pun disebut sebagai titik 0 Kilometer Bandung. Titik nol kerap dikaitkan dengan awal mula perkembangan kota. Pada saat itu pemindahan pemerintahan kota Bandung yang wilayah Dayeuh Kolot dipindahkan ke jalan ini pada tahun 1810. Jalan tertua di Bandung juga dekat dengan Sungai Cikapundung sebagai sumber air pembangunan kota.

Pada saat itu, suasana jalan hanya ramai ketika berlangsungnya pertemuan Konferensi Asia Afrika. Tidak seperti saat ini di mana hampir setiap hari banyak yang berkunjung.

Suasana alun-alun di Kota Bandung yang berada di sepanjang Jalan Asia Afrika pada malam hari terlihat ramai dan dipadati oleh wisatawan. Senin (17/04/2023) malam, banyak wisatawan yang datang bergerombol bersama keluarga atau kelompoknya dua sampai empat orang yang mulai memadati Alun-Alun Kota Bandung.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan