Cerita Penyandang Tuna Netra Hapalkan Al Quran dengan Meraba

Mambaca dan memahami isi kandungan Al Quran sudah menjadi kewajiban semua umat muslim. Kitab Suci ini merupakan pedoman hidup dan petunjuk yang berisi firman Allah bagi umat muslim. Untuk itu sudah menjadi kewajiban setiap muslim harus bisa membacanya.

Algi, Kota Cimahi  

IRMAN SULAWU  memegang erat Al Quran digital Braile. Meski memiliki keterbatasan penglihatan, Irman mengaku senang mendapatkan Al Quran Braile dari Yayasan Titian Bangsa. Maklum saja waktu itu jumlahnya sangat terbatas. Untuk membaca, Irman harus bergantian dengan temannya.

Kini, Irman dapat tersenyum bahagia.  Kitab Suci Braile digital yang berasal dari sumbangan donatur berhasil dia miliki untuk kembali melanjutkan menghafal ayat-ayat suci Al Quran.

Sebanyak 250 penyandang tuna netra di Kota Cimahi mendapat bantuan Al Quran Braile digital yang memiliki suara untuk menuntun sesuai tajwid atau tanda baca.

Irman sendiri mengaku, saat ini sudah khatam sebanyak 5 kali dalam membaca kalam-kalam ilahi tersebut.

Untuk hapalannya, Irman sedang berjuang keras mengingat setiap surat yang tertulis di dalam al Quran itu.

Dia mengaku, dengan adanya Kitab Suci Khusus Braile yang dilengkapi suara, bisa lebih mudah untuk menghapal ayat demi ayat.

‘’saya sangat bersyukut bisa mendapatkan Al Quran braille yang sudah lama diidam-idamkan,’’ ujar Remaja 17 tahun itu.

Cita-cita Irman sangatlah mulia, sejak 2019 lalu sudah bertekad ingin menjadi seorang Hafidz yang dapat menghapal 30 Juz.

Menurutnya belajar huruf Hijaiyah dalam bentuk huruf braile tidak pernah mengalami kesulitan. Bahkan terbilang sangat mudah. Asalkan dibutuhkan ingatan yang kuat maka akan dapat merasakan jenis huruf Hijaiyah yang dirabanya itu.

Di bulan suci Ramadan ini, Irman bersama teman-temannya selalu melaksanakan tadarus secara rutinn. Sehingga ayat demi ayat berhasil dibaca dengan baik.

“Dan insyaallah di bulan Ramadan ini saya ingin bisa khatam Al Quran 5 kali. Sejauh ini kalau kesulitan nggak ada, alhamdulillah lancar,” ucap Irman.

Sementara itu pengurus Rumah Disabilitas Titiang Bangsa, Yanti Yulianti Rivai mengatakan Mushaf Al Quran digital braille itu merupakan hadiah dari sebuah yayasan yang berada di Singapura dan Aceh.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan