Kabupaten Bogor Jadi Salah Satu Produsen Kopi Robusta Terbesar di Jabar

Jabarekspres.com – Kabupaten Bogor menjadi daerah pertama sebagai produsen kopi robusta terbesar di Jawa Barat.

Kopi robusta dari Bumi Tegar Beriman ini memiliki rasa unik, mutu fisik yang relatif bagus, dan cita rasa fine.

Berdasarkan data statistik Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor menyumbang 40 persen dari total produksi kopi robusta di Jawa Barat.

Terdapat 6.089 hektar perkebunan rakyat, dengan jumlah petani kopi mencapai 28.935 orang.

Adapun sentra produksi kopi di Kabupaten Bogor meliputi Kecamatan Sukamakmur, Tanjungsari, Cariu, Babakan Madang, Pamijahan, dan Megamendung.

Kecamatan Sukamakmur tahun ini akan memanfaatkan potensi kopi di wilayahnya dengan mendorong para petani kopi untuk diadakan pelatihan.

Hal ini dikatakan oleh Camat Sukamakmur, Bakri Hasan kepada Jabareskpres.com, Minggu (5/2).

Dia menyampaikan, saat ini para petani kopi di wilayahnya mengeluhkan tentang pendapatannya di sektor kopi.

Pasalnya, banyak petani kopi yang memanen kopi tidak sesuai dengan waktunya. Sehingga, membuat kualitas kopi di Sukamkmur mengalami penurunan kualitas.

”Banyak kelompok tani yang tidak didukung dengan pembiayaan ketika belum panen,” katanya.

Dia menambahkan, pemuda pemudi baik karang taruna kecamatan maupun karang taruna desa akan diberikan edukasi mengenai kopi dan pengelolaan wisata.

”Saya berkeinginan agar ada pelatihan untuk pengelola wisatanya. Jadi pengembangannya jadi gaet wisata, termasuk bagaimana pengenalan kopi sukamakmur,” terangnya.

Perkebunan kopi di Sukamakmur sendiri terletak di enam desa diantaranya, Desa Sukawangi, Desa Wargajaya, Desa Sukmajaya, Desa Sukamulya, Desa Cibadak dan Desa Sukamakmur.

”Keenam desa ini memiliki potensi untuk menanam kopi, karena wilayahnya berada di ketinggian yang cukup,” imbuhnya.

Permasalahan lain dalam pengembangan kopi di wilayah yang memiliki seribu perbukitan itu yakni, banyaknya kopi hasil petani Sukamakmur yang dibawa keluar sehingga ciri khas nama sukamakmur sendiri menjadi hilang.

”Kalo Sekarang itu banyak kopi dari sukamakmur dibeli dan diproduksi di luar namanya jadi beda, maka dari itu kita edukasi para petani untuk tidak menjual bahan kopi, tetapi menjual produk jadi kopi itu sendiri,” bebernya.

Masih kata Bakri Hasan, dirinya berkeinginan untuk mendirikan koperasi khusu untuk para petani di wilayah sukamakmur, agar dapat meminimalisir permasalahan dari petani termasuk dari segi pendanaan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan