Djarot Saiful Hidayat Sebut Pendidikan Kader Jadi Fokus PDI Perjuangan

CIMAHI – Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan pendidikan kader merupakan fokus partai berlambang banteng moncong putih sepanjang tahun 2022 – 2023.

Tujuannya, kata Djarot Saiful Hidayat, adalah membentuk kader yang berkarakter dan militan.

Selain itu, diutarakan Djarot, dalam pendidikan tingkat madya ini menekankan pula revolusi mental.

Terlebih, sebelumnya seluruh DPC telah menggelar pendidikan tingkat pratama.

“Jadi pada tingkat madya ini fokusnya lebih ke penguatan ideologis, kedisiplinan. Karena sebagai partai pelopor, PDI Perjuangan merupakan partai yang ideologis dan dikelola secara modern. Sebagai partai pelopor juga, PDI Perjuangan menekankan pada disiplin, disiplin ideologis, organisasi, dan gerakan,” tutur Djarot disela kegiatan Pendidikan Kader Madya Tahun 2022 Tingkat Jawa Barat di Cimahi, Selasa (20/12).

Pendidikan yang dilakukan secara berjenjang ini, kata Djarot, dapat membentuk kader yang sebelumnya kurang militan menjadi lebih militan atau kurang disiplin menjadi sangat disiplin.

“Mereka juga harus memerangi korupsi. Bagaimana menjadi kader yang militan, bersih jiwanya, dan bersih gerakannya dalam membantu rakyat. Ini yang ditekankan kepada para kader madya tersebut,” jelasnya.

Tak hanya itu, diterangkan Djarot, PDI Perjuangan juga menekankan pada sekolah partai.

Sebelumnya, partai besutan Megawati Soekarnoputri ini telah menggelar pembekalan anti korupsi yang bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, dan diikuti oleh 27 ribu calon anggota legislatif.

“Mungkin PDI Perjuangan satu-satunya partai yang membuat terobosan dengan menggelar pembekalan anti korupsi,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

PDI Perjuangan pun membekali para kader agar siap untuk terjun ke tengah masyarakat dan membantu memecahkan persoalan yang dihadapi oleh mereka.

Nantinya, para peserta akan diberi pembekalan secara teknis mengenai hal tersebut.

“Jadi para kader ini siap untuk turun ke bawah dan melakukan pemetaan. Bukan hanya pemetaan suara, tapi juga pemetaan persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat di wilayahnya masing-masing dan cara-cara untuk memecahkan masalah tersebut,” tegasnya.

Disinggung apakah para peserta yang mengikuti kegiatan ini akan dicalonkan menjadi anggota legislatif pada 2024, mantan Wali Kota Blitar ini menyatakan, ada mekanisme lain yang harus dijalani.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan