Fajar Kusumo
Ringan di angka, berat di perasaan. Itulah yang sebenar-benarnya terjadi kepada semua yang mengalami gempa besar. Termasuk saya dan keluarga ketika gempa besar Lombok 2018. Semua tidak lagi melihat berapa skalanya. Yang ada adalah bumi bergoyang dan disusul kepanikan. Bahkan getaran dari truk yang melintas terasa seperti gempa.
Juve Zhang
Ada 252000 rumah yg rusak. Secara bertahap sudah diberikan ,60 juta rusak berat,30 sedang ,15 ringan. Penilaian kelas berat dll oleh dinas PU. Info YT .
EVMF
baru sempat baca CHD hari ini. Tunggu Ahli ????? Dari hasil observasi di lapangan tim bermaksud untuk dapat sesegera mungkin membangun empat Hunian Sementara (Huntara) dengan metode Tunnel Shelter dari bambu berkolaborasi dengan tim aktivis Desa Binaan ITB di Ciranjang Eko Santoso. www.itb.ac.id itb-menggerakan-8-aksi-untuk-penanganan-gempa-cianjur
Haruntri Purnomo
Rumah panggung terbukti lebih tahan gempa. Juga lebih cocok untuk hunian di daerah yang sering terkena rob seperti dipesisir Pantura. Tapi saya belum pernah melihat rumah panggung di dekat saya tinggal.Di pesisir Pekalongan.Yang ada lantai rumah yang dinaikkan/diurug berkali-kali sementara tidak ada biaya untuk menaikkan plafon.Jarak lantai dan plafon semakin dekat. Hanya ikut prihatin.
Pryadi Satriana
Kamis kemarin jg sudah diserahkan sekitar 8.100 bantuan oleh Presiden Jokowi pun ndhak disinggung sama sekali, kok. Ndhak usahlah berharap berita dg standard jurnalisme. CHDI cuma sekadar corat-coret seorang pensiunan yg ‘kengangguren’ dan masih ingin cari ‘followers’ karena ‘post power syndromes’. Jangan berharap membaca tulisan Dahlan Iskan seperti yg dulu. CHDI produk ‘one-man show’ shg kalau sering tidak akurat & ada kesalahan di sana-sini ya harap maklum. Sudah dikritik keras agar lebih hati2 ya masih “bandel” kok, serasa masih jadi menteri dan punya koneksi banyak orang penting ‘kali? Apa benar begitu, Bah? Selamat menulis dg lebih hati2 dan ‘bertanggung jawab’ (baca: kalau ada isi tulisan yg salah ya harus diralat). Salam. Rahayu.
EVMF