Gunung Kawi

“Iya. Ada. Pohonnya di sana itu,” jawabnya. “Juga ada pohon dewa ndaru,” tambahnya.

Salah satu yang ikut lari ke Kawi ini adalah seorang Tionghoa. Namanya dikenal dengan Pek Yam (Tan Ki Yam). Ia orang kepercayaan Mbah R.M. Imam Soedjono. “Makam beliau di sana itu,” ujar Yana.

Maka makam paling keramat di Gunung Kawi ini sebenarnya makam ulama tarekat. Para pejuang di harus depan Perang Diponegoro adalah para ulama tarekat.

Anda mungkin lebih tahu mengapa Gunung Kawi lantas bertransformasi menjadi lambang tempat berdoa untuk menjadi kaya.

Saya pun sering menjadikan Gunung Kawi sebagai contoh dalam ceramah tentang fokus: Gunung tidak perlu tinggi, yang penting ada Dewanya; sungai tidak perlu dalam yang penting ada naganya.

Ketinggian Gunung Kawi hanya 2.551 meter. Tapi mengapa yang datang ke sana lebih banyak dari Gunung lainnya yang lebih tinggi.

Orang tidak harus menjadi yang terkaya, terkuasa, terpandai, tercantik, dan seterusnya. Yang penting orang punya kehebatannya sendiri-sendiri. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 9 Desember 2022: Tunggu Ahli

 

M.Zainal Arifin

KORBAN. Berasal dari bahasa Arab. Qurbaan. Satu akar kata dg karib, akrab, dekat. Qoroba, yaqrobu. Menyerahkan sesuatu untuk mendekatkan diri pd Tuhan, dg sengaja atau tidak. Hewan kurban: kambing, sapi di ‘Iidu lAdhcha. Semoga yg berkorban nyawa, rumah, dll bisa mendekatkan diri pd Tuhan, dibalas dg sorga bagi yg wafat, dibalas dg rizqi yg banyak bagi berkorban harta benda. Kebetulan kami sekeluarga pernah mampir juga di Asstro, Assep Stroberi Lembang. Anak saya yg milih rumah makan terdekat. Milih duduk yg dekat halaman taman nyaman. Pulang dari Bandung ta’ziyah adik yg wafat karena kopid, setelah operasi tumor otak. Adik saya yg dosen matematika ITB, Dr nya bidang ekonomi. Perut saya masih mual, selera makan masih rendah, saat itu, effek samping obat batuk. Semoga kita semua selalu baik2 saja, berbarokah.

 

Leong putu

@yea .. Kalau menurut komentator “vokal” tsb. Jangankan cerita makan di tempat yang waaah, menceritakan kunjungan ke orang yang terkena musibah, apalagi mengeksposnya di media. Itu riya’ kelas paraaah banget… Hehehe

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan