Berpacu Waktu

Otong Sutisna

Waktu kecil di kampungku, toilet merupakan barang mewah dan tidak semua rumah punya toilet mungkin dalam satu desa dapat di hitung dengan jari. Kebiasaan warga BAK, di pinggir atau belakang rumah yang rimbun pepohonan dan BAB mereka menuju tanah lapang belakang rumah sambil bawa kored/pacul kecil dan beberapa lidi..,. Adapun fungsi kored/pacul kecil yaitu untuk menggali dan mengubur.,… sedangkan beberapa lidi untuk mengusir lalat yang mendekat, yang paling sial adalah ketika menginjak kuburan baru atau boker yang tidak dikubur. Tema disway hari ini tentang sesuatu yang seharusnya dibaca waktu malam atau setelah makan siang…. Salam satu disway

Pryadi Satriana

Sebelum berobat di RSIA Hermina Bogor (RS Tipe B), saya biasanya dirujuk ke RSAU Hasan Toto/ Atang Senjata atau ke RS Islam atau ke RS Dompet Dhuafa. Ketiganya RS Tipe C. Ketiganya punya kesamaan: toiletnya pesing (banget!). Padahal yg satu bernuansa militer dan dua lainnya bernuansa Islami, sampai saya mbatin, “Apa karena ada kata ‘dhuafa’ maka kalau ‘pesing’ harap maklum?” Ahhh, jadi teringat bau pesingnya … ‘Kebersihan merupakan sebagian dari iman’ sekadar slogan? ‘Tidak boleh riya’ juga sekadar slogan? Salam. Rahayu.

Leong putu

Toilet, apa itu ? Oooh Alien ya ? Pasti itu yang kebayang kalau kata itu saya dengar saat kecil dulu. Lhaaa wong ndeso, ndeso pinggir hutan. Yang ada kalau BaB ya di sungai, bahkan hingga remaja masih BAB di sungai. Pasti ada yang punya pengalaman BAB di sungai juga. Weeeeeeh BAB di sungai itu weeenak tenan. Pas airnya lebih tinggi sejengkal dari mata kaki, di pagi hari, sebelum ngopi, BAB dulu di sungai. Pakai sarung, di temani rokok sebatang. Di hibur suara gemercik air dan suara burung. Nikmat banget, bawah adem atas hangat. Kaki kadang terasa geli² dikit mungkin karena digrayangi udang kecil². Duuuuuuuuuh kok kangen masa-masa itu. Di sungai itu banyak kenangan indah. Belum lagi kalau mandi rame rame….duuuh indahnya….

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan