Putusan Otak

 

DeniK

Berbahagialah bagi pembaca disway Yang yang bisa isi kolom komentar setiap hari. Kolom komentar sekarang sudah seperti bensin premium,sangat susah di cari.hil yang mustahal. Jadi silent reader itu jadi pilihan. Salam buat’ mas Dur’ di Borgam.

 

yea aina

Soal kekhasan muslim di Indonesia, dinarasikan secara ilmiah oleh Prof Azra, hingga menjadi rujukan ilmuan barat. islam Nusantara versi Prof Azra, jangan disamakan dengan Islam Nusantara yang akhir-akhir ini diwacanakan. Sebab sebuah karya ilmiah steril dari muatan kepentingan, entah itu jabatan apalagi uang. Prof Azra hanya menjelaskan BAGAIMANA sejarah dan sikap muslim Indonesia yang dikenal sangat toleran. Mungkin, beliau merasa tidak perlu menjelaskan MENGAPA sikap toleransi begitu kuat mengakar di sini, dalam disertasinya. Umumnya literatur ilmiah hanya membahas suatu hal berdasarkan bukti logis-empiris. Padahal sikap toleransi didasari kesadaran yang bersifat spiritual, keyakinan orang per orang. Perbedaan sisi spiritual (keyakinan) tidak layak diperdebatkan, baik di ranah ilmiah apalagi hanya ranah medsos. Bisa ribut debat kusirnya.

 

Liam Then

Sikap mental orang maju, yang paling penting itu mau memgakui keunggulan orang lain. Apapun suku dan agamanya. Atau dari mana ia berasal. Kayu bakar tetap kayu bakar darimana pun asalnya. Tetap berguna. Belajar darinya ,ambil yang baik, buang yang buruk. Ini teori usang, gampang di ketik-kan tapi susah di kerjakan. Wkkwkwkw Sikap seperti ini banyak dipraktekan di negara maju. Di sana mereka dalam beberapa hal , mau mengakui keunggulan orang. NASA-nya Amerika contohnya. Itu tempat kumpul entah berapa macam suku ras. Di Tiongkok juga. Kota-kota modern mereka banyak yang di disain oleh orang barat. Apakah orang Tiongkok tak ada yang pandai tata rancang kota? Pasti ada, cuma mereka ngaku, disainnya orang barat yang di upah. Lebih baik lagi. Begitulah sikap yang saya harap berkembang di lingkungan politik negara kesayangan saya. Karena saya sedih, banyak tokoh politik yang saya kagumi, cenderung mendorong dan memberi jalan kepada anak dan saudara. Kalo sudah begitu saya jadi teringat, cerita keruntuhan Partai Butongpai di dunia Kangow, yang runtuh karena calon pengganti yang tidak kapabel. Juga sejarah banyak kerajaan di masa silam. Runtuh. Karena pengganti kaisar dan raja yang kurang oke kualitasnya. Jaman sekarang, model kuno pewarisan kekuasaan. Sangat beresiko. Di RI, nasib beratus juta orang taruhannya. Sungguh, saya tidak mengerti, kenegarawanan itu ada dimana? Apakah susah ketemunya?

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan