Partai Amplop

Mirza Mirwan

Sayang sekali, Pak DI tidak menanyakan kepada Ny Lenny berapa persen komposisi beras padi dan tepung glukomanan dalam beras porang produksinya. Taruhlah beras padinya 25%, misalnya, dan tepung glukomanan 75%, harga Rp185.000/kg itu benar-benar ajubile! Saya pernah nyobain Shirataki Konyake yang Rp210.000/kg. Rasanya kalah jauh dari Rojolele yang Rp99.000/5kg. Ya cuma sekali itu beli Shirataki. Tentang cerbung si Dur (Hasan Aspahani /HA), saya hanya membaca bagian pertama. Itupun hanya beberapa paragraf, tidak sampai selesai. Saya belum pernah membaca buku tentang Chairil Anwar yang ditulis HA. Tetapi dari beberapa paragraf cerbung HA itu saya tidak yakin isinya selengkap pujian Pak DI. Boleh jadi HA hanya membuat kompilasi dari beberapa buku tentang Chairil Anwar dari HB Yassin, Boen S. Oemaryati, Pamusuk Eneste dan sebagainya. Bagi saya, buku tentang Chairil ysng memuat lengkap perjalanan hidup Chairil, dari berbagai sisi, adalah karya Syumandjaya (almarhum). Meskipun usianya 11 tahun lebih muda dari Chairil, Syumandjaya pernah berinteraksi dengan Chairil bahkan menyaksikan detik-detik saat Chairil mengembuskan napas terakhirnya pada 28 April 1949 di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo (dulu CBZ). Buku itu terbit setelah Syumandjaya meninggal, dengan kata pengantar dari Si Burung Merak, WS Rendra.

Er Gham

Orang kaya berburu beras shiratake mahal karena kalori 0%. Ingin makan nasi tapi yang kalorinya 0 persen. Atau yang diet, malah menjauhi nasi. Nasi dianggap makanan ‘kotor’ bagi yang sedang diet keras atau bagi binaragawan. Padahal tanaman padi tercipta di dunia ini untuk pangan. Buat yang suka menjelek jelekkan nasi, makanlah hanya daun dan rumput. Lihatlah gajah, badak, kuda, mereka tetap sehat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan