Wawalkot Bogor Bidik Potensi Ekonomi di Wilayah, Harus Diberikan Akses yang Baik

JabarEkspres.com, BOGOR – Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, melakukan kunjungan wilayah dengan berjalan kaki di seputaran Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, dengan didampingi Camat Bogor Utara, Lurah Ciluar, Kepala Dinas Perumkim, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), serta unsur KPD yang lain.

Kegiatan yang dilakukan pada Kamis, 25 Agustus 2022 itu melintasi empat RW, yakni RW 02, 03, 05 dan 06, rombongan berangkat dari Kampung Babakan Poncol di RW 02. Selain menyapa warga, Dedie dan rombongan juga melihat pembangunan infrastruktur di sana.

Dedie dan rombongan sempat mendatangi komunitas budi daya ikan hias dan konsumsi yakni Kaponcor Lauk Ciluar, di sana banyak jenis ikan hias dan konsumsi yang memiliki pasar cukup besar di Kota Bogor yang juga merupakan salah satu binaan DKPP Kota Bogor.

Perjalanan dilanjut dengan mendatangi RW 03. Selain kembali menyapa warga dan anak-anak disekitar, Dedie dan rombongan sempat mampir ke produksi tepung tapioka. Yang produksinya, juga sudah cukup meluas.

Tak berhenti di situ, sebelum sampai ke titik finish, rombongan juga sempat mendatangi Kelompok Wanita Tani (KWT) Nuri Ciluar di RW 05. Banyak tanaman, buah, hingga sayur mayur yang ditanam di KWT tersebut. Dedie dan rombongan juga disambut oleh para ibu-ibu anggota KWT tersebut.

Sampai di titik akhir perjalanan, yakni di RW 06, terdapat kelompok peternak yang tergabung dalam Satoe Kandang Farm. Ada puluhan kambing ternak yang juga dibudidayakan. Selain itu ada juga bioflok, hidroponik dan tanaman hias.

“Kami melihat banyak sekali potensi ekonomi di masyarakat. Banyak masyarakat yang mempunyai bidang-bidang usaha yang sebetulnya bisa terus dikembangkan. Ada budidaya ikan gurame, mujair, nila dan lele. Kemudian  banyak sekali yang mengolah tepung tapioka yang memanfaatkan lahan. Ada juga peternak kambing,” kata Dedie dikutip Jumat, 26 Agustus 2022.

Dengan banyaknya potensi ekonomi tersebut, Dedie menilai hanya tinggal bagaimana kolaborasi bisa diciptakan. Semisal dinas-dinas yang memiliki bibit, benih, pupuk, hingga mesin pertanian misalnya. Sehingga segera bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Terutama untuk masyarakat yang mungkin selama ini belum memiliki akses. Sehingga potensi-potensi ini tentu harus diberikan akses yang baik,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan