Jabarekspres.com – Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus berupaya untuk dapat mengendalikan penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku melalui vaksinasi PMK pada hewan ternak.
Vaksinasi PMK ini pertama kali digelar di Sidoarjo, Jawa Timur pada 13 Juni 2022. Per 26 Agustus 2022, vaksinasi telah mencapai 1,791 juta hewan ternak dari berbagai daerah.
Arif Wicaksono selaku Koordinator Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (P3H) DIrektorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan mengatakan, jumlah ternak yang sakit PMK mengalami penurunan sejak puncak kasus.
Jika kembali ditelaah, puncak dari kasus PMK pada 26 Juni mencatat 13.546 ekor ternak yang terjangkit per harinya.
“Pada 24 Agustus, ini jumlah kasus hanya sebanyak 412 ekor. Artinya, dari yang hariannya 13 ribu (kasus) sekarang menjadi 412 (kasus), sehingga turun sebesar 96,96% dari puncak kasus,” kata Arif dalam diskusi bertajuk “Menggenjot Vaksinasi PMK” yang digelar secara daring, Jumat (26/8).
Maka dari itu, pihaknya terus mendorong agar percepatan vaksinasi ini dilakukan. Menurutnya, indicator suksesnya vaksinasi PMK dilihat dari terbentuknya kekebalan yang cukup sehingga tidak muncul tanda klinis dan mengurangi shedding/pengeluaran virus ke lingkungan.
Ia pun melanjutkan, apabila capaian vaksinasi kurang, ketika ada satu ekor ternak terjangkit PMK, maka masih ada ternak-ternak yang juga akan terinfeksi.
Namun ia pun menambahkan, jika vaksinasi memadai, PMK tidak dapat menyebar meski ada satu ekor ternak yang terjangkit, karena proporsi hewan yang kebal sudah memadai.
“Karena sebetulnya kita punya target, jadi vaksinasi minimal 80% (populasi ternak),” terang Arif.
Arif pun menjelaskan kembali, jenis vaksin juga menjadi faktor pendukung vaksinasi PMK di Indonesia. Hal ini meliputi jenis vaksin yang berkualitas, jumlah vaksinnya memadai, serta strain vaksin yang protektif terhadap virus di lapangan.
Dikatakan lebih dari 10 juta dosis akan kembali dihadirkan dalam kurun waktu tiga bulan ke depan. Pihaknya nanti akan melakukan koordinasi lintas sektoral juga dengan pihak-pihak terkait.
“Vaksin ini akan datang pada Agustus-September sebanyak 10,25 juta dosis. Kemudian nanti Oktober-November, akan datang 16 juta sekian dosis. Artinya, nanti terkait hal ini perlu koordinasi lintas sektoral,” ungkapnya.