Jokowi Ungkap Pembicaraan dengan Presiden Ukraina dan Rusia, Bahas Masalah Pangan

JabarEkspres.com — Belum lama ini Presiden Jokowi kembali melakukan pembicaraan dengan dua pemimpin dari negara-negara yang hingga sekarang masih terlibat konflik, Ukraina dan Rusia.

Dalam pembicaraan tersebut, kini Presiden Joko Widodo membicarakan masalah pangan. Lebih tepatnya, masalah ekspor andalan dua negara tersebut, yakni gandum

Presiden Jokowi mengatakan baik Rusia dan Ukraina mengalami masalah yang sama, yakni tidak bisa menjual ke luar gandumnya.

Saat ini, lanjut Presiden Joko Widodo, berimbas pada kenaikan pangan dari 30-50 persen di Asia, Afrika, terlebih di Eropa.

“Eropa yang makanan hariannya gandum berada dalam posisi yang sangat-sangat sulit. Sudah harganya mahal, barangnya tidak ada. Kenapa gandumnya tidak ada?” kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam pembukaan acara Zikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka di halaman depan Istana Merdeka, Senin (1/8) malam.

Jokowi mengatakan Ukraina yang merupakan pengimpor gandum tidak bisa mengekspor barang pangannya akibat perang dengan Rusia.

Jokowi pun mendapatkan kabar itu saat menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy beberapa waktu lalu.

Dalam pertemuan dengan presiden itu Jokowi mengetahui bahwa stok gandum Ukraina tidak bisa beredar karena tersekat oleh perang.

“Ada stok di Ukraina di gudang 22 juta ton, stok proses panen 55 juta. Artinya 77 juta gandum di Ukraina enggak bisa keluar karena perang,” kata dia.

Di Rusia, lanjut Jokowi, dirinya juga menerima kabar yang sama dari Presiden Vladimir Putin.

“Stok gandum di Rusia 130 juta ton, berarti Ukraina plus Rusia jumlah stok gandum ada 207 juta ton. Bukan 207 ton, tetapi 207 juta ton, ini yang mengakibatkan 333 juta orang kelaparan,” kata dia.

Jokowi juga memprediksi enam bulan ke depan 800 juta orang akan kelaparan akut karena tidak ada yang dimakan.

“Sekali lagi, alhamdulilah, beras di Australia masih bisa kita cari dan tidak naik sekali. Ini patut kita syukuri berkat kerja keras bapak ibu, berkat ikhitar gotong royong kita bersama-sama,” kata Jokowi.

Hal ini sekaligus membuktikan bahwa konflik berlarut-larut antara Ukraina dan Rusia ini memiliki dampak yang signifikan atas ketahanan pangan negara-negara lain.*** (jpnn)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan