Lahan Kritis Teratasi, Masyarakat Terberdayakan

Lahan kritis di Jawa Barat tergolong luas. Sampai saat ini tercatat sekitar 700 ribu hektare. Tersebar diberbagai wilayah. Salah satunya, Kawasan Bandung Utara (KBU). Untuk menanggulanginya, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat terus gencarkan sejumlah program penanganan. Salah satunya penanaman pohon dan rehabilitasi.

 

JabarEkspres.com, SUMEDANG – Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat (Jabar) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meresmikan pembangkit listrik tenaga angin dan surya. Sebagai sumber energi penyediaan air untuk penghijauan di Hutan Daerah Kiara Payung, Kab. Sumedang.

Peresmian ini pun sekaligus bentuk komitmen untuk melindungi seluruh potensi sumber daya alam bagi kelangsungan hidup masyarakat di Jabar. Dengan target utama: penghijauan, perbaikan ekosistem, revitalisasi das, konservasi untuk resapan air.

Tak hanya sekedar peresmian, kegiatan ini pun sekaligus penanaman pohon. Dengan menerbangkan burung elang sebagai simbol pelestarian. Lalu ditutup dengan jamuan jajanan lokal penduduk setempat sembari diiringi petikan kecapi dan tiupan seruling sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat.

Plt. Dinas Kehutanan Jawa Barat, Dodit Ardian Pancapana, mengatakan bahwa hutan daerah Kiara Payung menjadi titik fokusnya dalam penanganan lahan kritis. Pasalnya, bagian dari DAS Citarum dan berkaitan dengan KBU.

“Kita pilih titik ini karena bagian dari DAS Citarum yang kaitannya dengan KBU. Penanganan lahan kritis itu harus segera dilakukan,” ucap Plt. Dishut Jabar, Dodit di Hutan Kiara Payung, Kab. Sumedang, Kamis (28/7).

Ia menyampaikan bahwa penanaman pohon ini tak hanya dilakukan oleh pemerintah saja melainkan juga melibatkan kerjasama pentahelix. Mulai dari swasta, akademisi, aktivis lingkungan, tim kecamatan dan desa, serta warga setempat.

“Tentu ini menjadi harapan besar kita. Apa yang ditanamkan hari ini bisa disebar luaskan agar semua pihak ikut menanam,” ucapnya.

Dodit yang juga sebagai Kepala Biro Pemerintahan dan Otomi Daerah Setda Jabar ini pun menjelaskan bahwa program penanaman rehabilitasi DAS ini bakal berjalan selama tiga tahun. “Jadi bukan hanya ditanam saja. Tapi dipelihara juga. Sehingga bisa menberikan manfaat untuk masyarakat,” jelasnya.

Untuk targetnya, kata dia, menanggulangi lahan kritis menjadi hijau. Sehingga kritis berkurang, masyarakat terberdayakan. “Outcome-nya masyarakat bahagia. Output-nya tanaman lahan jadi hijau,” kata dia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan