Penggemar Anime? Ini Hukum Menggambar Anime Menurut Hadis

JABAREKSPRES.COM – Anime saat ini sangat digemari banyak kalangan, bukan hanya remaja dan anak-anak, anime bahkan telah menyasar rentang usia yang lebih besar. bahkan pebisnis dan kalangan eksekutif juga ternyata menggemari anime.

Sebagai salah satu hasil karya seni rupa, Anime juga ternyata menjadi perdebatan dalam islam. Karena adanya sebuah hadist yang memberikan peringatan akan dosa yang besar bagi manusia yang suka menggambar. Salah satunya anime yang proses pembuatannya dengan menggambar.

Sebuah tulisan dari seorang Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang bernama M Maulana Iqbal Firdaus Arrasyid, pernah mengupas permasalahn ini dalam tulisannya yang diunggah di situs islam.co.

Dia menuliskan seperti apa hukumnya seorang pelaku seni rupa khususnya pembuat anime dari sudut hukum agama islam yang bersumber pada bebberapa hadis yang ditemukannya.

Berikut tulisannya yang diharapkan bisa memberikan gambaran hukum para pencipta anime tersebut.

Saat penulis berbincang dengan teman satu kelas saat SMA dulu, ia berasal dari SMP Islam yang terkenal elit pada masanya. Kelas seni dimulai dan kami mulai sibuk dengan sketsa kami. Melihat penulis menggambar anime, ia berkata, “Dulu aku juga suka bikin begituan,” sembari menunjukkan kebolehannya itu di tablet miliknya. “Tapi langsung dimarahi sama ustadzku dulu di SMP, katanya ga boleh,” tuturnya.

Tentu penulis tercengang mendengar hal itu, karena selama 16 tahun menjalani hidup sebagai seorang anak dari guru ngaji paling garang di kampung, tak pernah beliau melayangkan rotan sakti miliknya ketika melihat anaknya hobi menggambar Sasuke. Jadi, penulis pikir larangan tersebut hanyalah perbedaan pandangan biasa dan penulis memutuskan untuk tetap melanjutkan hobi penulis itu.

Ketercengangan penulis berubah menjadi ketakutan setelah menjumpai hadis yang diriwayatkan sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud r.a. berikut: “Saya mendengar Nabi Saw. wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang-orang yang suka menggambar.” (HR. Bukhari: 5494)

Makna eksplisit hadis tersebut begitu lugas dan universal, sangat berkebalikan dengan realitas terkini dimana aktivitas seni rupa (dalam koridor normatif) merupakan hal lumrah dalam masyarakat. Sejarah juga membuktikan bahwa media seni rupa seperti wayang, komik, dan animasi digunakan sebagai media dakwah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan