Kota Bern Swiss Diprediksi akan Hujan Badai, Pencarian Eril Bisa Jadi akan Lebih Sulit

JABAREKSPRES.COMKota Bern di Swiss diperediksi akan alami hujan badai dalam beberapa hari kedepan. Padahal upaya pencarian anak pertama Gubernur Ridwan kamil, Emmeril Khan Mumtadz atau Eril, masih terus dilakukan.

Kondisi cuaca yang buruk tentu akan mempengaruhi proses pencarian Eril, baik di atas permukaan air maupun dikedalaman air sungai. Bisa jadi upaya menemukan Eril akan menjadi lebih sulit.

Meski begitu, Ridwan kamil bersama Atalia Praratya tetap bersikukuh akan melakukan penyisiran dengan menelusuri bantaran sungai Aare.

KBRI Kota Bern Swiss pada Rabu (1/6) melaporkan pencarian anak Ridwan Kamil masih terus dilakukan.

Pencarian masih berfokus di antara dua pintu air serta patroli intensif di wilayah tersebut. Walau ada prediksi beberapa hari ke depan, cuaca di Kota Bern diperkirakan akan mengalami hujan badai.

KBRI Bern juga menjelaskan, Kepala Kepolisian Maritim Bern telah menemui Ridwan Kamil dan istrinya, Atalia Praratya, di salah satu rumah kapal di wilayah Wohlensee untuk memberi perkembangan terbaru perihal pencarian Eril.

Polisi Maritim mengatakan, cuaca hujan badai di Kota Bern akan mempengaruhi kondisi air di Sungai Aare.

Polisi Maritim Kota Bern memastikan bahwa informasi tentang hilangnya Emmeril Khan Mumtadz atau Eril di Sungai Aare sudah tersebar di berbagai komunitas bantaran sungai seperti Klub Pendayung, Klub Pemancing dan komunitas berkebun.

Mereka diharapkan juga ikut terlibat dalam upaya pencarian Eril.

“Untuk memperluas keterlibatan unsur masyarakat dalam upaya pencarian, seperti klub pendayung, klub pemancing, dan komunitas berkebun,” tulis KBRI Bern, Selasa 31 Mei 2022.

Sementara Ridwan Kamil beserta istri Atalia Praratya serta keluarga juga turut serta dalam pencarian secara mandiri.

KBRI Bern melaporkan mereka ikut menyusuri bantaran sungai dan rute darat beberapa wilayah perairan yang masih aman.

“Polisi Maritim Bern akan melanjutkan pencarian intensif besok hari dengan metode yang sama dengan sebelumnya: patroli darat, perahu, drone. Keputusan menggunakan penyelam sangat situasional karena kondisi alam yang tidak menentu” imbuhnya. (dis/rit)

 

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan