Jabarekspres.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini telah izinkan masyarakat untuk lepas masker di area terbuka.
Keputusan Jokowi izinkan masyarakat lepas masker tersebut cukup mengagetkan, pasalnya masyarakat Indonesia baru saja selesai merayakan Idulfitri 1443 Hijriah.
Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Riris Andono Ahmad menyebut presiden memiliki dua alasan kuat dalam mengambil keputusan tersebut.
Pertama, pemerintah pusat yakin bahwa masyarakat Indonesia saat ini sudah memiliki kekebalan tubuh yang tinggi.
Hal itu dibuktikan dengan kemampuan kita saat menghadapi gelombang Covid-19 varian Omicron.
“Meskipun sekarang kita tahu bahwa herd immunity itu tidak akan terjadi, tetapi semakin banyak orang di populasi yang mempunyai kekebalan tubuh sehingga risiko penularannya menjadi rendah. Indonesia pada saat ini dalam situasi seperti itu,” kata dr. Riris Andono, Rabu (18/5).
Kedua, cakupan vaksinasi di Indonesia sudah sangat tinggi. Vaksin Covid-19 saat ini tersedia di mana saja dan mudah untuk didapatkan.
“Itulah yang mendasari kenapa pada situasi seperti ini sebenarnya tanpa menggunakan masker pun risiko penularan tidak akan meningkat secara cepat,” ucap dia.
Namun demikian, kata dr. Riris, aturan pemakaian masker perlu kembali diperketat apabila suatu saat muncul varian baru SARS-CoV-2 yang berpotensi memicu gelombang besar Covid-19 di tanah air.
Selain itu, pelonggaran itu perlu ditinjau kembali manakala level kekebalan di populasi sudah menurun signifikan mengingat kekebalan dari vaksin Covid-19 hanya bertahan sekitar empat sampai enam bulan.
“Jika kita lihat ada peningkatan kasus yang signifikan lalu ada varian baru karena level imunitas di populasi sudah menurun cukup banyak, katakanlah lebih dari enam bulan dari sekarang, harus lebih waspada lagi,” kata dia.
Menurut dia, pelonggaran aturan pemakaian masker yang diumumkan Presiden Jokowi perlu diikuti dengan komunikasi berkelanjutan mengenai risiko penularan Covid-19 sehingga masyarakat paham bahwa pandemi belum berakhir.
Selain itu, ketentuan bahwa masker hanya boleh dilepas saat berada di ruang terbuka dan saat tidak dalam kerumunan.
“Ini bukan akhir dari sebuah pandemi. Ini hanya situasi ketika memang lagi aman. Ini yang perlu ditambahkan ketika kebijakan itu dibuat,” kata Riris Andono Ahmad. (antara/jpnn)