PKK dan Pemuda di Desa Citaman Dukung UMKM, Berikan Fasilitas Hingga Bantu Pemasaran

NAGREG – Setiap Kepala Keluarga (KK) di Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung diharuskan mempunyai produk usaha.

Bukan sebuah paksaan, namun arahan dari Pemerintahan Desa itu bertujuan supaya dapat meningkatkan pemberdayaan sekaligus perekonomian warga.

Sebelumnya diketahui, Desa Citaman melalui ibu-ibu PKK mendorong masyarakat supaya bisa mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan berbagai macam produk.

Berinovasi membentuk Goah Samping Ambu (Gasibu), produk-produk hasil tangan warga Desa Citaman ditampung dan ditampilkan di sebuah ruko khusus yang berlokasi di Jalan Raya Bandung-Garut.

Sekretaris Desa Citaman, Asep Saepudin mengatakan, warga dilatih supaya secara mandiri dapat berinovasi dan mempertahankan produk usahanya untuk meningkatkan perekonomian.

Asep menjelaskan, sebelum nantinya Desa Citaman membentuk destinasi wisata, warga sudah mempunyai hasil produk jualnya sendiri.

“Bagaimana caranya membuat singkong biar enak, ada nilai jualnya. Memang harga singkong di sini murah, tapi kalau wisatawan yang datang harganya bisa berbeda,” kata Asep kepada Jabar Ekspres di ruang kerjanya, Kamis (12/5).

“Dari itu terbentuklah gagasan Kepala Desa yang sudah berjalan yaitu Gasibu di bawah naungan PKK, programnya one familly one product (1 KK 1 produk),” tambahnya.

Sebanyak 2000 KK di Desa Citaman, Asep berujar, sedikitnya sudah ada 570 KK yang ikut bergabung dalam Gasibu, sehingga bisa dikatakan 570 hasil olahan warga Desa Citaman siap dipasarkan.

Disamping bertujuan meningkatkan pemberdayaan dan perekonomian warga, pihak Desa Citaman memfasilitasi hingga mendukung pemasaran hasil produk warganya.

Dorongan agar masyarakat bisa berkembang melalui UMKM, nantinya dikatakan Asep supaya ketika Desa Citaman bisa membangun dan mengelola objek wisata, dapat jadi momentum yang baik bagi warga.

“Kita juga sudah ada pemasaran online dibantu anak-anak Karang Taruna dengan membentuk DCC, Divisi Cyber Citaman. Bantu dalam pengemasan menarik dan pemasaran online seperti apa,” ujar Asep.

“Jadi Program One Familly One Product ini (warga) tidak usah memikirkan penjualannya, dibanti oleh DCC. Karena kendala bagi UMKM adalah pemasaran,” lanjutnya.

Asep menegaskan, baginya setelah berjalan UMKM melalui Program One Familly One Product pada 2021 lalu, bisa meningkatkan taraf hidup ekonomi warga.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan