Contoh Khutbah Idul Fitri yang Membuat Jamaah Menangis

 

Namun demikian, kita tetap harus waspada, karena ada tantangan yang menghadang di depan. Setelah Ramadhan berlalu, ketika kesibukan pikiran dan hati telah kembali seperti semula, seperti sebelum kita masuk bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan yang penuh berkah, bisakah hal-hal positif tersebut kita pertahankan? Bahkan kalau bisa kita tingkatkan? Ataukah malah sebaliknya, kita akan terpuruk dan kembali seperti pada fase-fase sebelum Ramadhan?

 

Allaahu Akbar. Allaahu Akbar. Allaa-hu Akbar. Wa lillaahil Hamd.

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

 

Untuk menghadapai tantangan zaman tersebut, supaya iman tidak mudah memudar tergerus romantikan zaman, ada hal yang pantas kita renungkan, siapakah sosok dibalik ajaran mulia tersebut?. Ajaran yang telah kita ikuti selama ini, thoriqoh yang telah kita yakini, jika ajaran tersebut dilaksanakan oleh seorang muslim niscaya akan menjadikannya insan mulia, menjadi manusia yang dicintai tidak hanya oleh makhluk bumi saja namun juga penghuni langit yang dimuliakan. Sosok tersebut adalah Rasulllah Salallahu alaihi wa alihi wa sallam, yang ajarannya kemudian dilanjutkan oleh Ulama pewaris Nabi, guru-guru kita terutama guru Mursyid kita yang telah tiada henti membimbing ibadah kita. Berkat usaha mulia mereka itulah kita hari ini berkumpul dalam satu gerbong perjalanan dalam lindungan agama yang haq, benteng yang kokoh, yakni dienul Islam. Seorang Nabi dan para pengikutnya yang mengajarkan kalimah Laa- ilaaha illallaa-h Muhammadurrasuulullaa-h. Kalimat yang dengannya kita dapat membuka pintu Surga.

 

Ini juga merupakan ungkapan suci yang harus selalu terpatri dalam jiwa kita, sebagai rasa syukur kepada mereka, atas jerih payah yang telah mereka usahakan selama hidupnya, dengan rasa syukur ini tentunya kita akan mendapatkan tambahan kemanfaatan, diantaranya supaya iman dan yakin yang sudah ada selalu terjaga sampai akhir zaman, karena tanpa bersyukur kepada manusia berarti kita tidak mersyukur kapada Allah SWT.\

 

Allaahu Akbar. Allaa-hu Akbar. Allaahu Akbar. Wa lillaahil Hamd.

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

 

Kalau kita amati kehidupan disekeliling kita, keadaan Bangsa dan Negara kita tercinta, dari fenomena yang muncul akhir-akhir ini, baik yang kita lihat dengan kasat mata maupun yang ditayangkan setiap hari oleh media penyiaran yang ada, betapa kehidupan bangsa ini seakan sudah berada diambang kehancuran, seperti bahtera yang sudah oleng tinggal menunggu tenggelam, karena dihempas gelombang kehidupan, akibat kerusakan di muka bumi olah tangan manusia sudah tampak terang benderang. Korupsi, manipulasi dan penyalahgunaan jabatan seakan menjadi tradisi dan bukan hal yang memalukan, dilakukan oleh para pelakukanya sepanjang hari tanpa peduli dilihat orang, bahkan tidak segan-segan mengorbankan teman seperjuangan demi keselamatan diri dan golongan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan