JABAR EKSPRES – Sengaja tulisan ini disampaikan setelah Hari Raya Idul Fithri berlalu, dan mungkin bagi kebanyakan orang yang membacanya sudah dianggap kadaluarsa atau aneh.
Bahkan mungkin ada yang berkomentar : ” Nanaonan nulis nu kieu da geus kaliwat..??” ( Ngapain nulis yang seperti begini, udah lewat ..??” ).
Karena kebanyakan orang menganggap perayaannya hanya pada saat tanggal 1 Syawwal yaitu ‘Idul Fithri dan 10 Dzulhijjah saat ‘Idul Adha.
Baca juga : Doa Akhir Ramadhan, Suara Syukur Memenuhi Udara di Hari Kemenangan Idulfitri 2024
Atau bahkan lebih sempit lagi anggapannya yaitu hanya ‘Idul Fithri saja karena memang suasananya yang begitu ramai dan meriah.
Padahal dua hari itu hanya sebagian saja dari hari besar bagi orang-orang beriman sebagai bagian dari syari’at yang telah Alloh SWT tetapkan .
Lalu kapan saja HARI RAYA bagi seorang Mu’min…???
1. Hari besar Tahunan yang telah ditetapkan oleh syari’at yaitu ‘Idul Fithri tanggal 1 Syawwal dan ‘Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah.
2. Hari Raya Pekanan yaitu setiap Hari Jum’at
3. Hari dimana seorang Mu’min tidak melakukan maksiat kepada Alloh SWT.
4. Hari ketika Malaikat Maut datang menjemput, kita dalam keadaan benar-benar beriman dan berserah diri kepada Alloh SWT, dalam keadaan Husnul Khotimah akhir hidup terbaik.
Jadi setiap hari bagi seorang Mu’min seharusnya adalah HARI RAYA, yaitu ketika..
Baca juga : Bacaan Niat dan Tata Cara Sholat Idul Fitri, Jangan Sampai Malu Karena Salah Gerakan
Hak-hak Alloh SWT ditunaikan yang dengan itu tercurah kepadanya Ridho-Nya, dan kepada Rosuululloh Muhammad SAW dengan segala Arahannya semakin YAkin tanpa ragu dijalankan sebagai jalan meraih kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.
Karena itu selamat berjuang menjalani hari-hari agar Every Single Day adalah HARI RAYA, semoga Istiqomah hingga akhir hayat kita adalah HARI RAYA sebenarnya bagi kita.
Semoga bermanfaat.
“PROF.AKRONIM” Dadan AHMAD Sundayana
