Desainer Indonesia Terlibat Kasus Penjualan Organ Manusia, Siapa?

Jakarta- Sindikat kasus penjualan organ manusia lintas internasional telah berhasil dibongkar oleh kepolisian Negara Brazil.

Kasus penjualan organ manusia lintas internasional menyeret salah satu desainer Indononesia. Diketahui desainer yang terlibat itu berinisial AP.

Februari 2022.

Dari kabar yang tersebar, desainer Indonesia berinisial AP itu beberapa kali menuai kontroversi, salah satunya karena ia pernah membuat tas jinjing yang bahanya terbuat dari tulang manusia.

Namun saat itu AP menyebut, ia mendapatkan tas yang terbuat dari tulang manusia itu, berasal dari sumber yang “etis” serta dilengkapi surat resmi otoritas medis di Kanada.

Polisi menerangkan bahwa timnya menemukan potongan kaki serta 3 paket palsenta yang telah dipaketkan dan akan dikirim ke Negara Singapura.

Kabarnya organ tubuh manusia itu akan diawttkan oleh seorang di laboratorium anatomi manusia Universitas Negeri Manaus (UEA) menggunakan metode plastinasi dan epoksi.

“Tujuan pengiriman paket itu adalah Singapura. Salah satu paket sudah meninggalkan Manaus, namun belum jelas apakah paket itu telah sampai ke tujuan,” tutur Polisi federal Brasil dikutip dari Vice World News.

“Staf di laboratorium itu terlibat operasi pengawetan organ untuk kepentingan komersial,” tambahnya.

Lalu ia mengatakan bahwa sejumlah karyawan yang terlibat dalam kasus ini telah dipecat.

“Sejumlah karyawan di lab UEA juga telah dipecat karena diduga terlibat skandal ini,” pungkasnya.

Lalu profesor UEA yang menyimpan dan mengawetkan organ manusia itu telah menjadi tersangka dan masih dalam pemeriksaan polisi.

Di Negara Brasil, orang yang menjual organ manusia untuk keperluan komersial dan tak mengantongi izin akan masuk ke dalam Undang-undang Perdagangan Manusia.

Dan terancam dengan hukuman penjara maksimal 8 tahun.

Pihak Universitas Negeri Manaus (UEA) sudah mengunggah pernyataan bahwa pihak UEA akan bekerja sama dengan pihak UEA dalam pengusutan kasus ini.

“Kami berkomitmen membantu proses penyelidikan secara lengkap sesuai perintah pengadilan untuk mencari fakta terkait kasus ini,”  tulis akun media sosia UEA.

Kasus yang mencuat ini disebut hanya bagian dari puncak gunung es sindikat penjualan organ manusia di pasar gelap lintas negara.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan