JAKARTA – Mengawali 2022, Stop TB Partnership Indonesia (STPI) memulai kampanye komunikasi digital sebagai strategi promosi kesehatan untuk mengurangi risiko berat dari penyakit Tuberkulosis. Kampanye digital ini selaras dengan program kampanye Temukan-Obati-Sampai-Sembuh (TOSS) TBC dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
STPI menyelenggarakan kampanye #141CekTBC untuk meningkatkan pengetahuan, pandangan, dan sikap masyarakat Indonesia yang mengalami gejala TBC, terutama di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Tujuan utama dari kampanye ini adalah untuk mendorong kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah memeriksakan dirinya bila mempunyai gejala batuk terus menerus selama 14 hari atau lebih ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Kesadaran yang rendah ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang pemeriksaan TBC dan tentang lama pengobatan, stigma, serta pandangan bahwa seseorang bisa menerima pengobatan tanpa melakukan tes atau diagnosis terlebih dahulu.
Mengajak untuk lebih peka dan sadar dengan berbagai gejala umum Tuberkulosis – Stop TB Partnership Indonesia menggaungkan cara skrining gejala aktif TBC secara mandiri dengan mengingat #141CekTBC.
Jika 14 hari batuk tak kunjung reda, harus segera di cek ke dokter. Dengan begitu, masyarakat menyadari pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan.
Kampanye ini didukung oleh deretan fitur yang bisa membantu masyarakat memahami tentang penyakit Tuberkulosis. Seperti fitur Chatbot yang segera bisa diakses dari website dan Whatsapp.
Fitur ini bisa membantu masyarakat mendapatkan panduan identifikasi TBC sejak dini, mengetahui lokasi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan di layanan dengan fasilitas diagnosis, sampai berbicara langsung dengan dokter melalui rekanan e-health platform.
Fitur lainnya adalah fitur Pengingat 141CekTBC dimana fitur ini diharapkan bisa membantu masyarakat lebih cepat tanggap terhadap gejala Tuberkulosis dengan memasang pengingat tentang lamanya gejala batuk muncul hingga hari keempat belas.